Sabtu, 07 September 2013

Jenis Itik Yang Cocok Untuk Diternakkan

Ternyata gak semua jenis itik cocok untuk diternakkan loh sobat. Jenis Itik petelur lokal yang cocok yang biasanya banyak diketahui oleh masyarakat pada umumnya ada tiga jenis. Yang pertama itu Itik Jawa yang biasanya orang-orang nyebutnya dengan istilah Indian Runner. Itik jenis dikembangkan di daerah Jawa. Yang kedua yaitu Itik Bali, sesuai dengan namanya itik ini berkembang di pulau Bali. Serta yang ketiga adalah Itik Alabio yang kebanyakan ada di pulau Kalimantan bagian Selatan. Tiga jenis itik yang Pak HaBe sebutkan barusan terkenal dikalangan peternak dan pembudidaya sebagai itik yang mempunyai tingkat produksi telur yang relatif atau bahkan bisa dikatakan tinggi.

Sampai saat ini yang masih menjadi kendala dalam pembibitan itik lokal adalah belum adanya hasil usaha pembibitan yang dapat menyediakan bibit komersial dalam jumlah yang banyak seperti pada ayam potong maupun ayam petelur. Oleh karena itu, pernyataan bahwa suatu jenis itik lokal lebih unggul dibanding itik lokal yang lain, boleh dikatakan masih sangat kondisional, yaitu tergantung dari asal masing-masing itik yang dibandingkan, serta daerah dimana dan oleh siapa itik-itik tersebut dikembangkan.

1. Itik Jawa

Itik Jawa
Itik Jawa
Itik petelur yang terdapat di Indonesia ada beberapa jenis. Di pulau Jawa itik petelur umumnya berasal dari jenis Indian Runner, yaitu itik dengan bulu berwarna variasi antara coklat, hitam, dan putih. Itik tersebut, dalam perkembangannya menurunkan beberapa jenis itik, di antaranya adalah Itik Tegal, Itik Cirebon atau Itik Karawang, Itik Mojosari, Itik Magelang, dan Itik Bantul atau Itik Turi. Namun jenis itik ini sekarang telah tersebar luas di seluruh Indonesia.

Secara umum itik-itik lokal mempunyai bentuk yang mirip seperti: posisi berdiri tegak, bentuknya seperti botol dengan telur berwarna biru kehijau-hijauan. Itik tersebut biasanya gesit dan lincah.
Keadaan lingkungan serta kesenangan peternak akan warna dan bentuk tertentu menjadikan itik terseleksi, dan berkembang sesuai lingkungan daerahnya masing masing.

Ukuran tubuh dari masing-masing jenis menjadi berbeda, demikian pula penampilan fisik juga terdapat perbedaan. Sebagai contoh, Itik Magelang mempunyai ciri fisik yaitu terdapat "kalung" di lehernya, yaitu warna putih yang melingkar di leher, yang jarang terdapat di daerah lain, serta tubuhnya lebih besar.
Itik Turi, yang juga dikenal juga sebagai Itik Mataram, mempunyai proporsi tubuh lebih besar dibanding Itik Mojosari, lehernya lebih panjang, paruh lebih cembung, dan mata lebih besar. Namun demikian dalam perkembangannya, beberapa peternak antara satu daerah dengan daerah lain saat ini sudah tidak fanatik dengan itik daerahnya. Sebagai contoh, peternak Itik Tegal, banyak yang mengambil bibit itik dari Cirebon. Peternak di Bantul mengambil bibit di Mojosari, serta pembibit di Mojosari mengambil bibit di Tegal.

2. Itik Bali

Itik Bali
Itik Bali
Sesuai dengan namanya, Itik Bali berkembang di pulau Bali. Secara fisik, Itik Bali terlihat berbeda dengan Itik Jawa, yaitu ukuran tubuh reletif lebih besar, warna bulunya lebih terang (putih) dan terdapat jambul di kepalanya. Warna paruh dan kaki Itik Bali kebanyakan adalah kuning. Warna kerabang telur juga bebeda, yaitu biru muda, mendekati warna putih. Sebagaimana Itik Jawa, Itik Bali mempunyai tingkat produksi telur sekitar 200-270 butir per tahun.

3. Itik Alabio

Itik Alabio
Itik Alabio
Itik Alabio berkembang di daerah Kalimantan Selatan, tepatnya di sekitar 190 km arah utara kota Banjarmasin. Di daerah asalnya, itik ini banyak dikembangkan di daerah rawa-rawa atau sungai dengan kandang terapung yang biasa disebut dengan lanting.
Ciri spesifik: badannya relatif besar dengan sikap berdiri tidak terlalu tegak. Paruh dan kaki berwarna kuning, baik jantan maupun betina. Warna bulu didominasi warna coklat keabuan dengan tutul agak kuning pada betina dan tutul hitam pada jantan di sekitar punggung. Ujung sayap berwarna biru kehijauan pada betina, sedangkan pada jantan biru jingga. Pada jantan bulu ekor berwarna hitam dengan beberapa helai mencuat ke atas. Puncak kepala berwarna hitam. Dengan tubuh yang besar, Itik Alabio mengkonsumsi pakan lebih banyak, sedangkan telurnya relatif kecil dibanding telur itik lainnya. Oleh karena itu, di wilayah lain, kurang disukai oleh peternak.

4. Itik Impor

Itik Khaki Campbell
Itik Khaki Campbell
Disamping itu, terdapat beberapa jenis itik impor yang mempunyai kemampuan produksi lebih baik dibanding itik lokal. Itik impor telah mengalami seleksi dan pengembangan yang intensif sehingga dihasilkan bibit yang terjamin produktivitas dan kualitasnya. Namun demikian, itik impor tersebut kurang diminati oleh peternak, karena warna telurnya lebih terang, mendekati warna putih. Contoh itik yang pernah diimpor di Indonesia adalah Itik Cherry Valey 2000 INA dan ftik Khaki Campbell.

5. Itik Persilangan
Dalam jumlah yang masih minim, Itik silangan lokal di antaranya adalah Itik Ratu, yaitu silangan Itik Alabio dengan Itik Mojosari, dikembangkan oleh Balai Pembibitan Ternak Unggul Domba Kambing dan Itik Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor, juga telah mengembangkan itik silangan, yaitu antara Itik Tegal, Itik Alabio, dan Itik Khaki Champbell dengan berbagai variasinya. Itik persilangan diketahui memiliki produksi telur yang lebih tinggi dibanding itik lokal, tetapi sampai saat ini keberadaannya masih sulit ditemukan, karena masih dalam jumlah terbatas.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting