Sabtu, 21 September 2013

Pembibitan dan Pengolahan Tanah Pada Budidaya Tanaman Bawang Merah

Pengolahan tanah perlu mendapat perhatian, karena banyak tanaman bawang merah gagal sebagai akibat pengolahan tanah yang kurang baik. Pengolahan tanah mempunyai tujuan:

  1. Menggemburkan tanah, hingga tanah mempunyai struktur bergumpal.
  2. Membuang rumput jahat, seperti alang-alang, teki, mimosa dan lain-lain.
  3. Membuang gas beracun yang terjadi karena kegiatan mikroba dalam tanah.
  4. Membuat pembuangan air (drainage) yang baik.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan pada waktu yang tepat (tidak ada hujan) 2-4 minggu sebelum tanam. Pada awal musim kemarau, keadaan tanahnya mulai kering dan keras, tanah diolah dengan traktor atau pacul/bajak. Pengolahan tanah dilakukan agak dalam sehingga terbentuk bongkahan-bongkahan. Bongkahan tanah ini diatur rapi membentuk bedengan dengan lebar 100-120 cm, dan selokan dengan lebar 20-40 cm. Setelah olahan tanah dibiarkan kering benar, kemudian disiram air sedikit dan tanah bedengan diratakan. Setelah tanah diratakan, yakni ± 1 minggu sebelum tanam, diberikan pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 10 ton per hektar. Selanjutnya 1 hari sebelum tanam tanah bedengan dibasahi (disiram air secukupnya) dan hari berikutnya bibit dapat ditanam. Pembahasan bedengan tanah yang kurang cukup dapat menyebabkan pembusukan bibit yang baru ditanam.

Pada tanah yang berat seperti tanah alluvial, pengolahan tanah pada waktu tanah masih basah akan sulit dikerjakan (lengket) dan menghasilkan struktur tanah yang kurang menggumpal. Oleh karena itu sebaiknya pengolahan tanah dikerjakan pada waktu tanah mulai kering. Namun pada tanah ringan seperti tanah andosol/tanah berpasir, pengolahan tanah dapat dikerjakan setiap saat.
Pembibitan dan Pengolahan Tanah Pada Budidaya Tanaman Bawang Merah


Di daerah lahan yang tanahnya berat dan sering banjir seperti di daerah Brebes, Tegal dan sebagainya, pengolahan tanah dilakukan dalam bentuk surjan dengan selokan dalam (lebar selokan 40 era dan dalam selokan 50 cm). Pembuatan surjan-surjan dengan selokan dalam pada bawang merah tidak lain untuk menciptakan:
  1. Kondisi tanah menjadi bergumpal (remah), karena gumpalan tanah olahan mengalami pengeringan.
  2. Drainage cepat, karena bedengan surjan tidak terlalu lebar, sedangkan selokannya dalam (pada musim hujan).

Tetapi pembuatan selokan yang terlalu dalam (lebih dari 0,5 meter) merupakan pemborosan. Selokan yang dalam dari bedengan surjan ini mempunyai 3 fungsi penting yaitu sebagai berikut:
  1. Sebagai tempat penampungan air yang dapat digunakan untuk pengairan apabila musim kemarau.
  2. Memberikan uap air yang teratur, hingga dapat menimbulkan kondisi lingkungan (mikroklimat) yang sejuk pada tanaman bawang merah di sekitamya.
  3. Merupakan alat pembuangan air (drainage) pada musim hujan atau kelebihan air.
Akan tetapi pada daerah lahan gambut, yakni tanah yang dipenuhi bahan organik yang berasal dari sisa-sisa pembusukan tumbuhan, pengolahan tidak boleh dikerjakan secara intensif, apalagi disertai pembongkaran karena akan menyebabkan kerusakan tanah akibat terjadinya penguraian bahan organik yang terlalu cepat. Pada daerah seperti ini pengolahan tanah jangan terlalu dalam. Sebaliknya pada tanah berat, pengolahan tanah yang terlalu dangkal, terutama apabila pengolahan tanah dengan traktor, akan menyebabkan terjadinya lapisan keras di bawah bajak traktor, hingga mengakibatkan air tanah menjadi tergenang (tidak porus). Dengan kejadian seperti ini tanaman bawang akan kerdil tumbuhnya dan rendah hasilnya. Oleh sebab itu pembajakan tanah harus dalam (lebih dari 30 cm). Keadaan air tanah yang menggenang dapat menyebabkan hal-hal berikut.
  1. Keadaan aerasi kurang baik, akibatnya tanaman kerdil.
  2. Beberapa penyakit tanah mudah menyerang akar (leher batang) tanaman bawang.
 
Bibit
Bibit merupakan pangkal dari keberhasilan tanaman. Bibit yang jelek, berkeriput, terlalu kecil, terlalu lemah akan sulit menghasilkan umbi yang diharapkan. Bawang merah diperbanyak dengan biji dan umbi, tetapi pada umumnya sampai saat ini diperbanyak dengan umbi.
Umbi yang dapat digunakan untuk bibit harus memiliki persyaratan sebagai berikut.
  1. Ukuran besar umbi 2,5-7,5 gram yakni kelas I 2,5-5 gram dan kelas II 5-7,5 gram.
  2. Telah mempunyai umur yang cukup tua di kebun (65-100 hari), tergantung juga pada varietas dan tinggi tempat bertanam.
  3. Tidak bercampur dengan varietas lain (murni).
  4. Sehat, tidak mengandung bibit penyakit dan hama. Ini berarti bibit dipungut dari tanaman bawang merah yang sehat dan cukup tua.
  5. Tidak cacat, luka atau sobek.
  6. Telah mengalami penyimpanan antara 2-3 bulan tergantung varietasnya dan tempat penyimpanannya, yang penting bibit telah mulai tumbuh, yakni apabila ujung umbi dipotong akan tampak tunasnya yang berwarna hijau.
Pada bawang Bombay, ukuran umbi bibit lebih besar, yaitu antara 10-20 gram. Sehari sebelum umbi ditanam, ujungnya dipotong sepanjang 1/3 bagian.
Pemotongan ujung umbi ini penting untuk mendorong:
  1. Umbi tumbuh merata.
  2. Banyak anakan dan daun yang terbentuk.
  3. Umbi cepat tumbuh, karena ujung umbi bersifat menghambat pertumbuhan (memperpendek masa istirahat umbi)
Bila umbi bibit terlalu besar, atau persediaan bibit tidak mencukupi, umbi tersebut dapat dibelah. Pembelahan harus dilakukan sedemikian rupa, hingga tiap belahan disertai dasar cakramnya (discus) dengan arah membujur. Tiap umbi dapat dibelah menjadi 2-4 bagian. Akan tetapi bibit belahan ini akan menghasilkan umbi yang lebih sedikit, hingga produksi lebih rendah dari pada bibit utuh.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting