Sabtu, 21 September 2013

Cara Budidaya Lobster Air Tawar bag. 2

Melanjutkan postingan yang belum kelar tentang Cara Budidaya Lobster Air Tawar, di bagian ke dua ini akan di bahas tuntas sobat dari cara pemeliharaan, proses budidaya, pembahasan pakan, sampai dengan cara pemanenan. Di postingan kali ini terlihat buanyak banget sobat kata-katanya, semoga gak bosen mbacanya ya? Rugi loh kalo gak dibaca semua, soalnya penting-penting banget isi keseluruhannya :D. Siapin kopi sambil mbaca santai bagaimana cara ternak lobster air tawar yang Pak HaBe share kali ini, cekidut..

lobster

SARANA
Dalam proses pembesaran lobster air tawar, ada beberapa sarana yang harus sobat siapkan yaitu wadah pembesaran, media persembunyian, kualitas air, sumber air dan aerasi. Sarana tersebut tentunya harus disesuaikan dengan lokasi dan dana yang sobat miliki.

1. Wadah Pembesaran Lobster
a. Kolam Semen/Tanah
Kolam semen atau tanah banyak digunakan untuk budidaya lobster air tawar. Kolam semen dapat dibuat dalam berbagai ukuran disesuaikan dengan lahan yang ada. Contoh ukuran kolam yang ideal adalah 2 x 2 x 0,5 m (panjang x lebar x tinggi). Usahakan kolam tersebut mudah dibersihkan. Bila kolam dikuras untuk tujuan panen, airnya bisa dipakai kembali. Ketika panen, air tidak dibuang tetapi ditampung dulu dalam tandon (tempat penyimpanan air). Air yang masih tersisa sedikit di dasar kolam dibuang karena banyak mengandung feses (kotoran) dan sisa pakan yang tidak habis. Setelah panen selesai, air diisikan kembali dan ditambah air baru sampai ketinggian air yang diinginkan.

Sebelum digunakan, kolam semen/tanah yang baru sebaiknya direndam terlebih dahulu untuk menghilangkan zat-zat yang berbahaya bagi lobster. Perendaman ini dilakukan selama kurang lebih 1 minggu dan air diganti setiap 2-3 hari sekali. Sebagai uji coba, dimasukan berapa ekor ikan hias seperti guppy. Bila dalam satu minggu ikan tersebut masih hidup, berarti kolam tersebut sudah siap dipakai.

b. Talang Hujan
Talang hujan mulai banyak digunakan untuk budidaya lobster air tawar. Kolam ini bisa digunakan untuk memelihara burayak maupun untuk pembesaran. Kolam talang hujan sangat baik untuk memberdayakan lahan sempit karena ukurannya yang tidak terlalu lebar. Talang hujan kemudian disekat-sekat dengan panjang masing-masing ruangan 20 cm. Sebagai penyekat bisa digunakan anyaman kawat. Setiap ruangan hanya diisi oleh satu ekor lobster sehingga kanibalisme (memakan sejenisnya) bisa dikurangi. Bagian atas talang juga perlu ditutup dengan kawat supaya lobster tidak kabur.

c. Botol
Selain talang, wadah lain yang dapat digunakan adalah botol plastik seperti botol kemasan air mineral. Botol-botol ini disusun sedemikian rupa dan dimasukan ke dalam kolam. Dalam setiap botol hanya diisi dengan seekor lobster, sehingga tidak terjadi kanibalisme. Botol yang umum digunakan adalah botol kemasan air mineral berkapasitas 600 mL atau lebih. Pada ¾ bagian botol ini dibuat lubang kecil-kecil agar air bisa masuk ke dalam botol. Botol tersebut juga dibuat satu lubang yang lebih besar untuk menyalurkan makanan ke dalam botol.
tempat budidaya lobster


2. Media Persembunyian
Media persembunyian (shelter) merupakan sarana yang penting dalam budidaya lobster air tawar karena sifat alamiah lobster yang suka bersembunyi untuk menghindar dari pemangsaan lobster lain. Shelter umumnya digunakan pada kolam semen atau tanah. Dengan semakin banyaknya media pelindung, tingkat kanibalisme dapat dikurangi dan jumlah lobster yang hidup lebih tinggi.

a. Paralon atau Pipa
Paralon atau pipa umum digunakan sebagai media persembunyian untuk berbagai ukuran lobster. Ukuran paralon disesuaikan dengan ukuran lobster yang dipelihara. Semakin besar lobster, maka paralon yang digunakan juga semakin besar. Namun, penggunaan paralon dinilai kurang efektif saat panen. Selain itu juga harga paralon relatif mahal.

b. Batu Bata Roster
Batu bata roster atau bata ventilasi merupakan media persembunyian lobster yang sering digunakan untuk pembesaran burayak maupun untuk pembesaran lobster hingga ukuran konsumsi. Bentuk roster bermacam-macam, yang umum digunakan adalah roster dengan 10 lubang.
Batu bata roster memiliki kelemahan yaitu ukuran lubangnya terlalu besar, bila terendam air akan menjadi berat. Batu bata ini juga rapuh bila sudah digunakan dalam waktu lama. Bila digunakan dalam jumlah banyak, akan memakan waktu dan tenaga yang besar untuk memindahkannya saat panen.

c. Tali Rafia
Tali rafia dapat digunakan sebagai media persembunyian untuk semua ukuran lobster. Tali rafia tersebut ditebarkan ke dalam kolam dan dimasukan ke dalam kolam. Pemakaiannya bermacam-macam. Ada yang cukup diulur dan ditebarkan ke dalam kolam, ada juga yang diikat pada sebatang pipa sehingga bentuknya seperti daun kelapa. Tali rafia sangat ringan sehingga mudah diangkat saat dilakukan panen. Tali rafia juga efektif mengurangi kanibalisme karena penebaran tali rafia menyebabkan terbentuknya ruangan yang banyak di dalam kolam.

d. Waring dan Kantong Sayuran
Waring juga merupakan media persembunyian yang umum digunakan oleh peternak lobster karena mudah didapatkan. Selain ringan, waring juga sangat efektif untuk mengurangi kanibalisme. Untuk penggunaannya, waring cukup dipotong sepanjang 1 meter. Lalu di tengah-tengah waring diberi pemberat. Selain waring, karung sayuran juga banyak digunakan karena harganya relatif lebih murah.
 
3. Kualitas Air dan Sumber Air
Air merupakan faktor terpenting dalam budidaya lobster air tawar. Air yang memiliki kualitas baik akan membuat pertumbuhan lobster menjadi baik dan juga terhindar dari penyakit.
a. Kualitas air
Kualitas air harus selalu diperiksa untuk memastikan tidak ada kandungan senyawa yang berbahaya bagi lobster. Faktor-faktor yang perlu diperiksa setiap minggu adalah pH, oksigen terlarut dan kekeruhan air. Kandungan amonia juga harus diperiksa setiap sebulan sekali. Alat-alat yang digunakan untuk mengukur faktor kualitas air tersebut dapat dengan mudah ditemukan di toko-toko penjual peralatan kimia atau ikan hias.
  • Kandungan Oksigen
    Kandungan oksigen dalam air yang baik untuk pertumbuhan lobster minimal 5 mg/L. Oksigen terlarut ini dapat ditingkatkan dengan menggunakan aerator atau air yang terus mengalir.
  • Kandungan Amonia
    Kandungan amonia yang tinggi pada air dapat mengakibatkan lobster tidak mampu bertahan hidup. Kandungan amonia sebaiknya kurang dari 0,05 mg/L. Peningkatan amonia terjadi karena pembusukan sisa-sisa pakan di dasar kolam.
  • Keasaman (pH)
    Keasaman (pH) yang baik untuk pertumbuhan lobster berkisar antara 7 - 8,5. Jika keasaman air terlalu tinggi, sebagian air kolam bisa diganti dengan yang baru. 
  • Kekeruhan Air
    Kekeruhan air dapat diperiksa dengan menggunakan compact disc (CD) bekas yang mengilap. CD dicelupkan ke dalam kolam. Jika pada kedalaman 20 - 40 cm CD tersebut masih terlihat, maka kekeruhan kolam masih dalam batas yang baik.
  • Kadar Garam (Salinitas)
    Kadar garam dalam air yang baik untuk pertumbuhan lobster air tawar adalah air yang kadar garamnya 0. Semakin asin air, pertumbuhan lobster akan semakin melambat.
b. Sumber Air
Air yang digunakan untuk budidaya lobster air tawar dapat berasal dari berbagai sumber. Sumber air yang digunakan harus baik kualitasnya, tidak tercemar oleh limbah seperti limbah rumah tangga, obat-obatan pertanian atau limbah industri.
  • Air Sungai
    Air sungai umumnya digunakan dalam proses pembesaran karena proses ini membutuhkan air dalam jumlah banyak. Penggunaan air sungai ini harus diperhatikan kebersihannya.
  • Air Tanah
    Sebelum digunakan, air tanah harus diuji terlebih dahulu di laboratorium perusahaan air minum untuk memastikan tidak adanya kandungan senyawa kimia yang berbahaya untuk lobster.
  • Air PAM
    Air PAM digunakan terutama di lokasi yang sulit mendapatkan air berkualitas baik. Air PAM yang akan digunakan harus diaerasi atau diangin-anginkan selama 24 jam untuk menghilangkan kandungan kaporitnya. Sebelum masuk ke kolam, air PAM ditampung terlebih dahulu dalam tandon yang diberi aerator sehingga ada sirkulasi air.
c. Aerasi
Bagian terpenting dalam budidaya lobster air tawar adalah aerasi. Aerasi yang baik akan meningkatkan kadar oksigen dalam air. Oksigen terlarut yang tinggi ini dapat meningkatkan metabolisme lobster sehingga daya makan lobster tersebut meningkat.

Alat yang dapat digunakan untuk menciptakan aerasi air yang baik adalah pompa air, pompa udara dan pompa filter. Pompa air dapat memberikan oksigen terlarut lebih baik dari pada pompa udara. Pompa filter berfungsi untuk menyedot kotoran dari kolam serta menggerakan air sehingga tercipta arus pada kolam tersebut. Selain itu, aerasi dapat dilakukan pula dengan menambahkan air bersih ke dalam kolam secara terus-menerus.
 
PAKAN LOBSTER AIR TAWAR
Lobster air tawar secara alami merupakan pemakan segala (omnivora). Berbagai bahan dapat dijadikan pakan untuk lobster. Namun, harus dipilih jenis pakan yang efektif dan efisien untuk pertumbuhan lobster. Beberapa kriteria pakan yang baik untuk lobster yaitu:
  1. Mengandung gizi yang sempurna. Pakan yang mengandung nutrisi lengkap, kadar seimbang, mudah dicerna dan diserap oleh tubuh akan membuat lobster tumbuh dengan cepat.
  2. Memiliki aroma yang menarik bagi lobster. Bau ikan yang amis sangat disukai oleh lobster.
  3. Mampu menghasilkan kulit lobster yang keras. Lobster juga memerlukan kalsium untuk pembentukan kulitnya. Kulit yang keras membuat lobster tahan terhadap kondisi lingkungan di luar.
  4. Tidak mudah merusak kualitas air. Pakan lobster sebaiknya tidak cepat membusuk agar kualitas air tetap terjaga dan dasar kolam dalam keadaan baik.
  5. Kualitasnya stabil. Pakan lobster sebaiknya memiliki kandungan air yang rendah, mudah disimpan, tidak cepat rusak atau ditumbuhi jamur.
Pakan lobster harus mengandung nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhannya. Pakan yang lengkap umumnya mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin.
pakan lobster

1. Jenis-jenis Pakan Lobster
a. Pakan Alami
Pakan alami sangat penting bagi lobster yang berukuran kurang dari 1 gram. Pakan alami yang umum digunakan adalah chlorella, tetraselmis, dunaliella, diatome, spirulina, artemia, kutu air, jentik nyamuk, cacing rambut (tubifex), cacing tanah, dan cacing darah (blood worm). Pakan alami sudah banyak tersedia di pasaran dan dapat langsung diberikan.

b. Pakan Buatan Sendiri
Pakan yang umum diberikan oleh peternak yaitu berupa tepung rebon, tepung ikan, cacing, wortel, tauge, kacang hijau, dan keong mas. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal biasanya pakan diramu dari berbagai bahan. Namun, harus diperhatikan nutrisi yang diperlukan oleh lobster untuk pertumbuhan yang maksimal.

c. Pakan Komersial
Pakan komersial buatan pabrik umumnya sudah dikomposisikan sesuai dengan kebutuhan nutrisi lobster yang sesuai untuk pertumbuhan. Pakan komersial ada yang terapung dan ada juga yang tenggelam. Ukuran pakan komersial disesuaikan dalam berbagai ukuran dari berukuran serbuk  sampai berukuran 1 x 2 mm.

2. Dosis Pakan
Dosis pemberian pakan untuk lobster harus sesuai dengan berat badan lobster yaitu 3% dari berat badan lobster. Misalnya berat lobster 30 gram, maka pakan yang diberikan dalam sehari sebanyak 9 gram. Pakan diberikan pada pagi dan sore hari. Untuk burayak, pakan diberikan lebih sering, yaitu 3 - 5 kali sehari. Bila pakan yang diberikan tidak habis, sisa pakan sebaiknya dibuang.
Contoh dosis pemberian pakan yang umum untuk lobster adalah lobster dewasa dapat diberikan pelet ukuran 2 x 1 mm sebanyak 4 - 5 biji pelet. Untuk burayak sebanyak 100 ekor cukup diberi ½ sendok teh pelet halus yang ditebarkan secara merata ke kolam.
 
PEMELIHARAAN
Setelah semua sarana dan persyaratan lobster air tawar kita ketahui, kegiatan pembesaran lobster air tawar dimulai dari:
  • Persiapan bak
  • Pengisian air
  • Peletakan media perlindungan
  • Pemberian pakan
  • Kontrol kualitas air
  • Panen
Penebaran benih dilakukan dengan kepadatan tebar 50 ekor / 2 m2. Suhu air berkisar antara 21 - 27°C dan pH antara 5 - 7. Kualitas harus selalu dikontrol. Jika air sudah terlihat banyak kotoran, kolam harus segera dibersihkan. Pembersihan kolam ini dapat dilakukan dengan menyedot air di dasar kolam dan dilakukan cukup seminggu sekali. Setelah kolam dibersihkan, air kolam perlu diisi kembali hingga batas air semula. Penambahan air ini akan membantu menambah oksigen terlarut di dalam air. Setelah 6 bulan pemeliharaan, lobster air tawar siap untuk dipanen.
 
PANEN
1. Persiapan Panen
Panen dilakukan setelah burayak berumur 2 bulan sejak menetas atau berukuran 2 inci. Cara mengukur lobster yaitu dimulai dari ujung kepala yang berbentuk runcing hingga ekornya. Sebelum panen dilakukan, beberapa perlengkapan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
  • Kotak penampungan seperti baskom, kotak styrofoam atau kotak kontainer yang diisi sedikit air. Saat panen, kotak sebaiknya tidak diisi lobster yang terlalu padat agar lobster tidak kekurangan oksigen
  • Serokan berukuran 30 cm
  • Selang air
  • Penggaris untuk mengukur lobster
2. Cara Panen
Panen sebaiknya dilakukan saat cuaca tidak terlalu panas, pada pagi atau sore hari. Saat menjelang siang biasanya banyak lobster yang melakukan molting. Jika pada saat bersamaan dilakukan pengurangan air, dikhawatirkan lobster akan mati. Karena itu, panen yang dilakukan pada siang hari sebaiknya sudah selesai sebelum menjelang siang.

Untuk memanen lobster, cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan perangkap pembuangan. Air dalam kolam dikeluarkan hingga tinggal 5 cm. Saat air dibuang, lubang pembuangan dipasang penyaring agar lobster tidak kabur. Setelah semua lubang persembunyian (shelter) dikeluarkan, lobster yang menempel pada media persembunyian bisa langsung ditampung dalam serokan. Selanjutnya air dikosongkan hingga kering dan sisa lobster yang tertinggal diambil dengan tangan.

Nah itu lah keseluruhan Cara Budidaya/Ternak Lobster Air Tawar. Semua informasi sudah diberikan, sekarang tinggal waktunya take action, jangan lupa kalau sukses Pak HaBe bagi ya ^_^

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting