Selasa, 24 September 2013

Cara Budidaya Bawang Merah

Memperhatikan laju pertambahan penduduk yang begitu cepat, sedangkan produksi bawang merah boleh dikatakan tidak banyak berubah, maka jelas bahwa produksi bawang ini harus ditingkatkan untuk mencukupi kebutuhan yang meningkat. Salah satu cara yaitu dengan cara budidaya bawang merah. Namun untuk membudidayakan tumbuhan bawang merah ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan. Hal-hal tersebut akan Pak HaBe share ke temen-temen semua secara gamblang biar sobat gak salah langkah nantinya dalam memulai pembudidayaan tumbuhan bawang merah ini.
bawang merah


A. Pengolahan Tanah dan Pembibitan
Untuk penjelasan ini sudah Pak HaBe bahas di postingan sebelumnya, sobat bisa lansung meluncur ke “Pembibitan dan Pengolahan Tanah Pada Budidaya Tanaman Bawang Merah

B. Penanaman
Setelah tanah selesai disiapkan untuk ditanami. yakni telah diberi pupuk kandang dan dihaluskan, penanaman dapat dilakukan. Umbi yang akan ditanam ujungnya dipotong sepanjang 1/3 bagian. Penanaman dilakukan pada jarak 10 x 20 cm atau 20 x 20 cm bergantung kepada ukuran bibit dan tempat bertanam. Di dataran tinggi biasa ditanam dengan jarak tanam jarang, sedangkan di dataran rendah ditanam denganjarak tanam rapat. Mula-mula lubangkecil dibuat dengan tugal kemudian umbi diletakkan dalam lubang dengan bagian ujung yang telah dipotong di atas dan tepat rata dengan permukaan tanah, selanjutnya umbi ditutup tanah tipis. Penutupan umbi jangan terlalu tebal, karena dapat menyebabkan umbi tumbuh lambat dan terganggu. Setelah umbi selesai ditanam, lebih baik disiram air supaya keadaan tanahnya menjadi lembab.


C. Pemupukan
Di samping pupuk kandang sebanyak 10 ton/ha, harus diberikan pula pupuk buatan. Pupuk kandang ini mempunyai fungsi sebagai berikut:
  1. Menyuburkan tanah dan membuat struktur tanah bergumpal (remah) hingga tanah tidak padat.
  2. Mengikat air, apabila kekurangan air (musim kemarau) dan melepaskan air apabila kelebihan (musim hujan).
  3. Mendorong mikro organisme yang berguna dalam tanah lebih aktif bekerja.
Oleh karena itu untuk tanah yang telah subur dan tanah gambut, pemberian pupuk kandang tidak sangat diperlukan. Namun pupuk buatan perlu diberi supaya umbinya besar dan kuat. Adapun pupuk buatan berupa 100 - 120 kg N, 150 kg P2O5 dan 100 kg K2O per ha diberikan sekaligus pada umur 2 minggu setelah tanam, kecuali pupuk N diberikan dua kali. Pemupukan berikutnya saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam. Pada tanah yang bersifat asam (pH di bawah 5) perlu ditambahkan kapur tohor 2-4 ton/ha atau batu kapur yang telah dihaluskan, supaya umbinya menjadi besar. Pupuk N dapat mendorong pembentukan umbi menjadi besar, tapi dapat pula menyebabkan pembusukan umbi.

D. Pengairan
Di luar negeri pengairan (irigasi) pada tanaman bawang merah / Bombay biasa dilakukan, tetapi di Indonesia terjadi hal sebaliknya, karena sering ditanam di tegalan atan lahan kering. Pengairan dapat meningkatkan produksi, tetapi apabila berlebihan dapat menyebabkan pembusukan umbi hingga 13,18% dibandingkan dengan nonirigasi hanya 6,6% (CELESTINO, 1961). Oleh karena itu pengairan hanya diberikan selama pertumbuhan pertanaman dan pembentukan umbi. Setelah umbi besar mendekati tua, pengairan tidak boleh diberikan lagi. Di Indonesia, pada umumnya bawang merah ditanam pada musim kemarau (bulan Mei/Juni - Agustus/September), hingga diperlukan pemberian air. Pemberian air yang diberikan secara menggenang kurang menguntungkan bagi pertanaman bawang merah, karena dapat menyebabkan kondisi tanah menjadi padat. Pemberian air dengan emrat (gembor) atau "Sprinkler" lebih dianjurkan. Pemberian air pada pagi / siang hari kurang menguntungkan bila dibandingkan dengan sore hari, karena banyak penguapan dan sedikit yang dihisap oleh tanaman bawang.

E. Penyiangan atau Pendangiran
Sebagaimana tanaman lain, tanaman bawang merah perlu didangir. Pendangiran ini dimaksudkan untuk:
  1. Menggemburkan tanah dan membetulkan bedengan yang telah rusak akibat pengairan atau curah hujan.
  2. Membersihkan rumput jahat, seperti teki, alang-alang, dan sebagainya.
Penyiangan harus dilakukan dengan hati-hati supaya akar tanaman tidak rusak. Biasanya dilakukan dua kali selama pertumbuhannya, yakni 2 - 4 minggu dan 4 - 6 minggu setelah tanam bergantung keadaan. Sambil mendangir biasanya dilakukan pemupukan pupuk buatan yang kedua (pupuk susulan).

F. Pemungutan Hasil
Pemungutan (panen) hasil umbi bawang dilakukan setelah tanaman roboh, yakni 60-90% leher batang lemas, kira-kira berumur 60-90 hari tergantung kepada varietas, tempat bertanam dan kebutuhan.
Di dataran tinggi (suhu 15-21° C) pada umumnya umur bawang lebih panjang, karena pembentukan umbi terlambat. akan tetapi di dataran rendah (suhu 25-30° C) pada umumnya umur bawang lebih pendek, karena umbinya cepat terbentuk. Dalam hal ini hasil kali antara panjang hari dan suhu, yakni hari panjang x suhu rendah atau hari pendek x suhu tinggi, merupakan faktor yang tetap dalam merangsang pembentukan umbi bawang. Untuk keperluan konsumsi biasanya umbi dipanen muda, yakni sewaktu daunnya masih hijau atau 60-70% batangnya lemas, akan tetapi untuk keperluan bibit umumnya umbi dipanen tua (80-90% batangnya temas). Umbi yang dipanen muda akan cepat menjadi keropos dalam penyimpanan, karena cepat terjadi penguapan hingga timbangan berat umbi (bobot) cepat menurun.

Panen hendaknya dilakukan pada saat keadaan tanahnya kering (tidak basah) untuk mencegah serangan penyakit busuk umbi berlendir yang disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora dalam gudang penyimpanan. Caranya ialah umbi dicabut pada batang yang masih ada. Apabila sukar karena tanahnya padat (keras), dapat dibantu dengan kored atau alat lainnya.

Kemudian umbi dibiarkan beberapa jam di atas bedengan dan selanjutnya umbi diikat pada batangnya menjadi ontongan. Tiap ikat beratnya berkisar antara 2 - 5 kg umbi bergantung keinginan petani sendiri. Setelah itu umbi yang telah diikat-ikat diangkut ke tempat penjemuran supaya kering. Pemanenan dan pengangkutannya harus diiakukan dengan hati-hati supaya umbi tidak rusak atau luka.

G. Penyimpanan dan Pengeringan
Untuk pembahasan materi ini bisa dilihat di postingan kemarin sobat “Proses Pengeringan dan Penyimpanan Budidaya Bawang Merah

H. Penyakit dan Hama
Sama juga nih sobat, sudah dibahas di postingan sebelumnya, langsung saja meluncur ke “Hama dan Penyakit Pada Tanaman Bawang Merah
 
Itulah sobat keseluruhan cara budidaya tanaman/tumbuhan bawang merah yang saat ini harga dipasaran lagi baik-baiknya, dan diprediksi untuk beberapa tahun ke depan harga akan semakin membaik. Jadi yang ragu-ragu untuk budidaya tanaman bawang merah ini langsung segera hilangkan dari pikiran. Take action dan segera mulailah untuk berwirausaha ;)

Hama dan Penyakit Pada Tanaman Bawang Merah

Pak HaBe akan diuraikan beberapa jenis hama dan penyakit yang sangat penting yang sering menyerang tanaman bawang merah di kawasan Indonesia.
hama dan penyakit pada bawang merah


HAMA
1. Ulat tanah atau ulat pemotong
Hama ini disebabkan oleh ulat Agrotis ipsilon HFN. Ulat ini berwarna hitam atau coklat bergantung makanannya. la dapat rusak tanaman muda dengan jalan memotong bagian pangkal batangnya. Penyerangan terjadi pada sore hari antara pukul 17.00-19.00, dan bersembunyi di dalam tanah di sekitar tanaman.

2. Hama putih atau hama bodas
Hama putih pada bawang merah ini disebabkan oleh sejenis gurem halus yang disebut Thrips tabaci Lind. Cara penyerangannya dengan jalan menggaruk dan menghisap cairan sel daun bawang tersebut. Gejala yang ditimbulkan daunnya mula-mula bernoda putih mengkilat seperti perak kemudian menjadi kecoklatan dengan bintik hitam.
Pencegahan serangan hama putih ini dengan jalan menjaga kebersihan kebun dan daerah lahan di sekitarnya dari rumput-rumputan, alang-alang dan tanaman pengganggu sejenisnya.

3. Ulat daun atau ulat bawang
Pada bawang ulat ini merusak daunnya. Telur kupu-kupu yang baru menetas segera menggiggit daunnya yang masih muda, kemudian larva tersebut masuk ke dalam daun bawang yang berbentuk pipa dan makan dari dalam. Akibatnya daun bawang berluban. Dari luar dapat diketahui dengan melihat gejala yang ditimbulkan pada daun tersebut, yakni jaringan daun menjadi bening (transparant) dan kotoran yang terdapat pada tepi daun.
 
PENYAKIT
Dalam bercocok tanam bawang merah telah dikemukakan beberapa penyakit yang biasa dihadapi oleh petani bawang di Indonesia. Di sini akan dikupas lagi beberapa penyakit penting yang berbahaya pada tanaman bawang.

1. Penyakit cekik atau "dumping off"
Penyakit ini sering menyerang tanaman muda yang ditanam dari biji sewaktu masih dipersemaian. Cendawan ini menyerang bagian tanaman di bawah tanah sampai leher batang (bagian di permukaan tanah), hingga akar dan leher batang busuk dan mengering. Kemudian tanaman akan layu mendadak tanpa memberikan gejala menguoing pada daunnya. Penyakit ini dapat ditularkan melalui biji. Pencegahannya adalah dengan memberikan perlakuan pada bijinya sebelum ditanam.

2. Penyakit mati pucuk
Penyakit ini mula-mula menyerang ujung daun hingga warnanya menguning, kemudian sel-selnya mati dan mengering. Selanjutnya gejala menjalar ke bawah sampai ± 15 cm. Bagian daun yang kering ini akhimya terkulai ke bawah sambil membentuk pilin. Penyakit ini disebarkan melalui udara, dan bersembunyi dalam tanah. Serangan dapat timbul setiap saat ketika tanaman mulai berumur 1/2 bulan.

3. Penyakit Trotot atau Downy Mildew atau Embun Upas
Penyakit ini dapat menyerang secara sistemis atau lokal dan disebarluaskan melalui udara. Tanaman yang terserang akan merana dan daunnya akan menjadi pucat serta menguning. Bila udara lembab daun yang terserang akan menunjukkan gejala bintik-bintik berwarna ungu. Bila udara kering akan menunjukkan bintik-bintik putih sedemikian rupa, sehingga daun tersebut bintik-bintik besar. Serangan ini akan timbul pada kelembaban udara yang tinggi dan suhu yang dingin, yakni antara 4-25°C.

Pada musim kemarau yang malamnya dingin dan lembab penyakit akan menyerang hebat. Pada musim hujan, serangan penyakit ini dapat menyebabkan kegagalan bagi seluruh tanaman. Pencegahan dapat dilakukan dengan pemanasan kering (dry heating) dengan suhu 41°C selama lebih dari 4 jam pada umbi-umbi bibit yang diduga mengandung penyakit embun tersebut

4. Penyakit Noda Ungu
Penyakit ini menyerang daun, tangkai bunga dan umbi bawang. Penyakit ini menyerang tanaman bawang melalui luka atau mulut kulit. dan memberikan gejala bintik lingkaran konsentris wama ungu pada pusatnya yang melebar menjadi semakin tipis dan akhirnya berwarna abu-abu pada daerah sekitarnya. Bagian yang rusak ini umumnya membentuk cekungan. Diduga penyebaran penyakit ini melalui umbi bibit dan percikan air dari dalam tanah. Gejalanya sering timbul bersama-sama dengan penyakit embun upas. Penyakit ini sulit diberantas, tetapi pada bawang merah lebih tahan daripada bawang Bombay, sehingga penyakit ini jarang ditemukan pada tanaman bawang merah.

Senin, 23 September 2013

Proses Pengeringan dan Penyimpanan Budidaya Bawang Merah

Dalam budidaya tanaman bawang merah proses pengeringan dan penyimpanan adalah hal penting yang harus dilalui, berikut Pak HaBe paparkan pembahasan untuk kedua proses tersebut:

pengeringan bawang merah

Pengeringan
Penjemuran umbi bawang merah dimaksudkan untuk menghilangkan air yang terkandung dalam kulit luar dan leher batang (bagian ujung umbi) supaya kering sedemikian rupa sehingga tidak menarik air keluar dari bagian dalam umbi itu sendiri. Dengan demikian umbi tidak akan banyak kehilangan bobotnya dan tidak akan mengerut (keropos) serta sedikit sekali kemungkinannya akan terserang penyakit busuk umbi selama penyimpanan, hingga dapat disimpan lama.

Di samping penjemuran sebetulnya masih ada suatu proses yang disebut pengeringan (curing) yang bertujuan untuk membantu perkembangan warna kulit bawang tersebut supaya mengkilat dan menarik, yakni dengan membentangkan umbi bawang pada suhu tinggi pada waktu tertentu. Akan tetapi karena pengeringan ini merupakan proses lanjutan yang dimulai sebelum umbi bawang kering benar, maka kedua proses itu sering disatukan menjadi istilah pengeringan (THOMP­SON et al.). Untuk mudahnya Pak HaBe akan digunakan dengan istilah yang telah umum ialah pengeringan. Pengeringan dapat dilakukan dengan dua (2) cara yaitu:
  1. Pengeringan tradisional (field curing); dan
  2. Pengeringan buatan (artificial curing).
Pengeringan tradisional dilakukan dengan menjemur umbi bavvang yang telah diikat (diontongi) di bawah sinar matahari pada alas anyaman bambu (gedeg). Biasanya penjemuran ini berjalan antara 1-2 minggu bergantung keadaan cuaca pada waktu penjemuran. Awal penjemuran umbinya di bawah dan daunnya di atas, kemudian setelah hampir kering posisinya dibalik umbinya di atas dan daunnya di bawah, supaya warnanya menjadi baik. Setelah umbi mencapai kadar air antara 80-85% baru disimpan di gudang.

Pengeringan secara buatan dapat dilakukan dengan panas dari kompor atau energi surya seperti yang dikembangkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Waktu dan suhu yang dianjurkan untuk pengeringan umbi bawang Bombay di luar negeri secara buatan berkisar antara 16 jam (pada suhu 46°C) sampai 14 - 17 hari (pada suhu 16 - 27°C) dengan kelembaban udara relatif 70-80% (THOMPSON et al.). Pengcringan secara tradisional memang lebih murah. akan tetapi pada musim hujan penjemuran dengan cara ini sulit dilakukan dan lama keringnya, hingga warnanya tidak menarik (kualitas rendah).

Penyimpanan
Pada umumnya petani menyimpan bawang merah yang telah kering dengan jalan menggantungkan umbi-umbi tersebut di atas tungku di dapur tempat menanak nasi, supaya mendapatkan asap udara kering. Dengan cara ini umbi bawang dapat disimpan sampai 6 bulan tanpa mengalami serangan penyakit busuk umbi. Tetapi menurut hasil penelitian Laboratorium Lembaga Penelitian Hortikultura di Jogyakarta, bawang merah itu dapat disimpan secara gantungan di dalam ruang terbuka pada suhu 26 - 29°C dengan kelembaban udara relatif 70 - 80% (HORTIKULTURA, 1982).

Di luar negeri penyimpanan bawang Bombay yang terbaik ialah pada suhu 0°C dengan kelembaban udara relatif ± 65% (tempat kering). Pada suhu 10-15°C umbi bawang akan cepat tumbuh (bertunas), yang berarti masa istirahat umbi akan menjadi pendek dan bertunasnya akan lebih cepat apabila keadaan ruang penyimpanan tersebut lembab. Sedangkan pada suhu 0°C dan 30°C umbi lambat bertunasnya. Proses penyimpanan umbi bawang ini perlu mendapat perhatian supaya:
  1. Tidak banyak kehilangan bobot;
  2. Tidak terserang penyakit busuk umbi;
  3. Tidak cepat bertunas/tumbuh.
Dalam hal ini cara pengeringan sangat berpengaruh terhadap proses fisiologis dalam gudang. Umbi yang dikeringkan secara tradisional setelah disimpan 3 bulan dalam gudang akan kehilangan bobot sampai 15%, sedangkan yang dikeringkan secara buatan kehilangan bobotnya hanya 13%. Kehilangan bobot semakin tinggi dan cepat apabila umbi dipungut masih muda, yakni daunnya masih hijau dan belum melemas.

Umbi yang luka dapat melakukan penguapan (transpirasi) secara cepat hingga kehilangan bobot dan mudah terjangkit penyakit busuk umbi dalam gudang. Oleh karena itu supaya umbi tahan lama disimpan dalam gudang, harus memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya ialah:
  1. Umbi dipungut cukup tua.
  2. Umbi tidak boleh terluka (cacad).
  3. Umbi cukup kering (kadar air 80%).
  4. Suhu ruang penyimpanan antara 25 - 30°C dengan kelembaban udara 70 - 80%.
  5. Sirkulasi udara (aerasi) dalam gudang cukup baik.

Nah sekarang sudah tau kan sobat proses pengeringan dan penyimpanan untuk budidaya tanaman bawang merah. Hal-hal di atas harus sobat perhatikan benar-benar supaya hasil budidayanya nanti sukses besar, hehe :)

Sabtu, 21 September 2013

Pembibitan dan Pengolahan Tanah Pada Budidaya Tanaman Bawang Merah

Pengolahan tanah perlu mendapat perhatian, karena banyak tanaman bawang merah gagal sebagai akibat pengolahan tanah yang kurang baik. Pengolahan tanah mempunyai tujuan:
  1. Menggemburkan tanah, hingga tanah mempunyai struktur bergumpal.
  2. Membuang rumput jahat, seperti alang-alang, teki, mimosa dan lain-lain.
  3. Membuang gas beracun yang terjadi karena kegiatan mikroba dalam tanah.
  4. Membuat pembuangan air (drainage) yang baik.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan pada waktu yang tepat (tidak ada hujan) 2-4 minggu sebelum tanam. Pada awal musim kemarau, keadaan tanahnya mulai kering dan keras, tanah diolah dengan traktor atau pacul/bajak. Pengolahan tanah dilakukan agak dalam sehingga terbentuk bongkahan-bongkahan. Bongkahan tanah ini diatur rapi membentuk bedengan dengan lebar 100-120 cm, dan selokan dengan lebar 20-40 cm. Setelah olahan tanah dibiarkan kering benar, kemudian disiram air sedikit dan tanah bedengan diratakan. Setelah tanah diratakan, yakni ± 1 minggu sebelum tanam, diberikan pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 10 ton per hektar. Selanjutnya 1 hari sebelum tanam tanah bedengan dibasahi (disiram air secukupnya) dan hari berikutnya bibit dapat ditanam. Pembahasan bedengan tanah yang kurang cukup dapat menyebabkan pembusukan bibit yang baru ditanam.

Pada tanah yang berat seperti tanah alluvial, pengolahan tanah pada waktu tanah masih basah akan sulit dikerjakan (lengket) dan menghasilkan struktur tanah yang kurang menggumpal. Oleh karena itu sebaiknya pengolahan tanah dikerjakan pada waktu tanah mulai kering. Namun pada tanah ringan seperti tanah andosol/tanah berpasir, pengolahan tanah dapat dikerjakan setiap saat.
Pembibitan dan Pengolahan Tanah Pada Budidaya Tanaman Bawang Merah


Di daerah lahan yang tanahnya berat dan sering banjir seperti di daerah Brebes, Tegal dan sebagainya, pengolahan tanah dilakukan dalam bentuk surjan dengan selokan dalam (lebar selokan 40 era dan dalam selokan 50 cm). Pembuatan surjan-surjan dengan selokan dalam pada bawang merah tidak lain untuk menciptakan:
  1. Kondisi tanah menjadi bergumpal (remah), karena gumpalan tanah olahan mengalami pengeringan.
  2. Drainage cepat, karena bedengan surjan tidak terlalu lebar, sedangkan selokannya dalam (pada musim hujan).

Tetapi pembuatan selokan yang terlalu dalam (lebih dari 0,5 meter) merupakan pemborosan. Selokan yang dalam dari bedengan surjan ini mempunyai 3 fungsi penting yaitu sebagai berikut:
  1. Sebagai tempat penampungan air yang dapat digunakan untuk pengairan apabila musim kemarau.
  2. Memberikan uap air yang teratur, hingga dapat menimbulkan kondisi lingkungan (mikroklimat) yang sejuk pada tanaman bawang merah di sekitamya.
  3. Merupakan alat pembuangan air (drainage) pada musim hujan atau kelebihan air.
Akan tetapi pada daerah lahan gambut, yakni tanah yang dipenuhi bahan organik yang berasal dari sisa-sisa pembusukan tumbuhan, pengolahan tidak boleh dikerjakan secara intensif, apalagi disertai pembongkaran karena akan menyebabkan kerusakan tanah akibat terjadinya penguraian bahan organik yang terlalu cepat. Pada daerah seperti ini pengolahan tanah jangan terlalu dalam. Sebaliknya pada tanah berat, pengolahan tanah yang terlalu dangkal, terutama apabila pengolahan tanah dengan traktor, akan menyebabkan terjadinya lapisan keras di bawah bajak traktor, hingga mengakibatkan air tanah menjadi tergenang (tidak porus). Dengan kejadian seperti ini tanaman bawang akan kerdil tumbuhnya dan rendah hasilnya. Oleh sebab itu pembajakan tanah harus dalam (lebih dari 30 cm). Keadaan air tanah yang menggenang dapat menyebabkan hal-hal berikut.
  1. Keadaan aerasi kurang baik, akibatnya tanaman kerdil.
  2. Beberapa penyakit tanah mudah menyerang akar (leher batang) tanaman bawang.
 
Bibit
Bibit merupakan pangkal dari keberhasilan tanaman. Bibit yang jelek, berkeriput, terlalu kecil, terlalu lemah akan sulit menghasilkan umbi yang diharapkan. Bawang merah diperbanyak dengan biji dan umbi, tetapi pada umumnya sampai saat ini diperbanyak dengan umbi.
Umbi yang dapat digunakan untuk bibit harus memiliki persyaratan sebagai berikut.
  1. Ukuran besar umbi 2,5-7,5 gram yakni kelas I 2,5-5 gram dan kelas II 5-7,5 gram.
  2. Telah mempunyai umur yang cukup tua di kebun (65-100 hari), tergantung juga pada varietas dan tinggi tempat bertanam.
  3. Tidak bercampur dengan varietas lain (murni).
  4. Sehat, tidak mengandung bibit penyakit dan hama. Ini berarti bibit dipungut dari tanaman bawang merah yang sehat dan cukup tua.
  5. Tidak cacat, luka atau sobek.
  6. Telah mengalami penyimpanan antara 2-3 bulan tergantung varietasnya dan tempat penyimpanannya, yang penting bibit telah mulai tumbuh, yakni apabila ujung umbi dipotong akan tampak tunasnya yang berwarna hijau.
Pada bawang Bombay, ukuran umbi bibit lebih besar, yaitu antara 10-20 gram. Sehari sebelum umbi ditanam, ujungnya dipotong sepanjang 1/3 bagian.
Pemotongan ujung umbi ini penting untuk mendorong:
  1. Umbi tumbuh merata.
  2. Banyak anakan dan daun yang terbentuk.
  3. Umbi cepat tumbuh, karena ujung umbi bersifat menghambat pertumbuhan (memperpendek masa istirahat umbi)
Bila umbi bibit terlalu besar, atau persediaan bibit tidak mencukupi, umbi tersebut dapat dibelah. Pembelahan harus dilakukan sedemikian rupa, hingga tiap belahan disertai dasar cakramnya (discus) dengan arah membujur. Tiap umbi dapat dibelah menjadi 2-4 bagian. Akan tetapi bibit belahan ini akan menghasilkan umbi yang lebih sedikit, hingga produksi lebih rendah dari pada bibit utuh.

Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Merah

Ada 2 hal yang harus diperhatikan untuk memulai budidaya tanaman bawang merah sobat, diantaranya adalah faktor tanah dan iklim. Berikut penjelasan untuk masing-masing biar sobat gak penasaran :D
Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Merah


Tanah
Tanaman bawang merah biasanya lebih bisa tumbuh pada tanah yang gembur, subur,  dan banyak mengandung bahan-bahan berjenis organik seperti tanah lempung berdebu atau lempung berpasir. Yang terpenting jenis tanah tersebut harus mempunyai struktur bergumpal dan keadaan air tanahnya tidak menggenang (stagnasi). Oleh karena itu pada daerah lahan yang sering tergenang atau daerah lahan yang becek harus dibuat saluran pembuangan air (drainage) yang baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 5,5 – 6,5. Dalam beberapa pustaka lain dikatakan bahwa pH tanah yang baik untuk tanaman bawang Bombay antara 6-7.

Pada pH tanah yang asam (kurang dari 5,5) garam Aluminium (Al) yang terlarut dalam tanah akan bersifat racun, hingga tumbuhnya bawang tersebut akan kerdil. Sedangkan tanah basis (pH lebih tinggi dari 6,5) garam Mangan (Mn) tidak dapat diserap (digunakan) oleh tanaman bawang, hingga umbinya kecil dan hasilnya rendah. Pada tanah gambut (pHnya lebih rendah dari 4) memerlukan pangapuran terlebih dahulu supaya umbinya besar.


Iklim
Pada umumnya tanaman bawang merah tidak tahan terhadap curah hujan yang lebat. Oleh karena itu lebih baik diusahakan pada musim kemarau, asalkan ada pengairan. Tanaman tidak senang pada daerah yang berkabut dan yang berangin kencang atau taifun, tetapi lebih senang terhadap tiupan angin sepoi-sepoi. Di daerah Cirebon dan sekitarnya tanaman bawang menjadi lebih baik, karena adanya tiupan angin kumbang yang bersifat sepoi-sepoi yang datang dari gunung. Pada musim hujan atau daerah yang berkabut, tanaman akan mengalami serangan penyakit yang berat.

Suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman bawang merah antara 25-32° C dengan iklim kering. Hal ini hanya didapat di daerah dataran rendah. Tetapi untuk bawang Bombay suhu udara yang baik adalah antara 18-20°C, yakni di dataran tinggi lebih dari 800 meter di atas permukaan laut dengan iklim lembab (kelembaban udara relatif 80-90%). Walaupun demikian bawang merah dapat ditanam di dataran tinggi dan sebaliknya bawang Bombay dapat ditanam di dataran rendah, hanya hasil umbinya lebih kecil. Di dataran tinggi umur tanaman bawang merah menjadi lebih panjang antara 0,5 - 1 bulan.

Tanaman bawang merah lebih menghendaki daerah yang terbuka, dengan penyinaran ± 70%. Apabila terlindung umbinya kecil. Sebetulnya bawang merah dan bawang Bombay termasuk ke dalam golongan yang pembentukan umbinya membutuhkan penyinaran hari panjang (lebih dari 14 jam sehari). Akan tetapi, ia toleran terhadap hari netral dengan panjang penyinaran 12 jam, walaupun hasil umbinya lebih rendah daripada ditanam di daerah yang berhari panjang.

Cara Budidaya Lobster Air Tawar bag. 2

Melanjutkan postingan yang belum kelar tentang Cara Budidaya Lobster Air Tawar, di bagian ke dua ini akan di bahas tuntas sobat dari cara pemeliharaan, proses budidaya, pembahasan pakan, sampai dengan cara pemanenan. Di postingan kali ini terlihat buanyak banget sobat kata-katanya, semoga gak bosen mbacanya ya? Rugi loh kalo gak dibaca semua, soalnya penting-penting banget isi keseluruhannya :D. Siapin kopi sambil mbaca santai bagaimana cara ternak lobster air tawar yang Pak HaBe share kali ini, cekidut..
lobster

SARANA
Dalam proses pembesaran lobster air tawar, ada beberapa sarana yang harus sobat siapkan yaitu wadah pembesaran, media persembunyian, kualitas air, sumber air dan aerasi. Sarana tersebut tentunya harus disesuaikan dengan lokasi dan dana yang sobat miliki.

1. Wadah Pembesaran Lobster
a. Kolam Semen/Tanah
Kolam semen atau tanah banyak digunakan untuk budidaya lobster air tawar. Kolam semen dapat dibuat dalam berbagai ukuran disesuaikan dengan lahan yang ada. Contoh ukuran kolam yang ideal adalah 2 x 2 x 0,5 m (panjang x lebar x tinggi). Usahakan kolam tersebut mudah dibersihkan. Bila kolam dikuras untuk tujuan panen, airnya bisa dipakai kembali. Ketika panen, air tidak dibuang tetapi ditampung dulu dalam tandon (tempat penyimpanan air). Air yang masih tersisa sedikit di dasar kolam dibuang karena banyak mengandung feses (kotoran) dan sisa pakan yang tidak habis. Setelah panen selesai, air diisikan kembali dan ditambah air baru sampai ketinggian air yang diinginkan.

Sebelum digunakan, kolam semen/tanah yang baru sebaiknya direndam terlebih dahulu untuk menghilangkan zat-zat yang berbahaya bagi lobster. Perendaman ini dilakukan selama kurang lebih 1 minggu dan air diganti setiap 2-3 hari sekali. Sebagai uji coba, dimasukan berapa ekor ikan hias seperti guppy. Bila dalam satu minggu ikan tersebut masih hidup, berarti kolam tersebut sudah siap dipakai.

b. Talang Hujan
Talang hujan mulai banyak digunakan untuk budidaya lobster air tawar. Kolam ini bisa digunakan untuk memelihara burayak maupun untuk pembesaran. Kolam talang hujan sangat baik untuk memberdayakan lahan sempit karena ukurannya yang tidak terlalu lebar. Talang hujan kemudian disekat-sekat dengan panjang masing-masing ruangan 20 cm. Sebagai penyekat bisa digunakan anyaman kawat. Setiap ruangan hanya diisi oleh satu ekor lobster sehingga kanibalisme (memakan sejenisnya) bisa dikurangi. Bagian atas talang juga perlu ditutup dengan kawat supaya lobster tidak kabur.

c. Botol
Selain talang, wadah lain yang dapat digunakan adalah botol plastik seperti botol kemasan air mineral. Botol-botol ini disusun sedemikian rupa dan dimasukan ke dalam kolam. Dalam setiap botol hanya diisi dengan seekor lobster, sehingga tidak terjadi kanibalisme. Botol yang umum digunakan adalah botol kemasan air mineral berkapasitas 600 mL atau lebih. Pada ¾ bagian botol ini dibuat lubang kecil-kecil agar air bisa masuk ke dalam botol. Botol tersebut juga dibuat satu lubang yang lebih besar untuk menyalurkan makanan ke dalam botol.
tempat budidaya lobster


2. Media Persembunyian
Media persembunyian (shelter) merupakan sarana yang penting dalam budidaya lobster air tawar karena sifat alamiah lobster yang suka bersembunyi untuk menghindar dari pemangsaan lobster lain. Shelter umumnya digunakan pada kolam semen atau tanah. Dengan semakin banyaknya media pelindung, tingkat kanibalisme dapat dikurangi dan jumlah lobster yang hidup lebih tinggi.

a. Paralon atau Pipa
Paralon atau pipa umum digunakan sebagai media persembunyian untuk berbagai ukuran lobster. Ukuran paralon disesuaikan dengan ukuran lobster yang dipelihara. Semakin besar lobster, maka paralon yang digunakan juga semakin besar. Namun, penggunaan paralon dinilai kurang efektif saat panen. Selain itu juga harga paralon relatif mahal.

b. Batu Bata Roster
Batu bata roster atau bata ventilasi merupakan media persembunyian lobster yang sering digunakan untuk pembesaran burayak maupun untuk pembesaran lobster hingga ukuran konsumsi. Bentuk roster bermacam-macam, yang umum digunakan adalah roster dengan 10 lubang.
Batu bata roster memiliki kelemahan yaitu ukuran lubangnya terlalu besar, bila terendam air akan menjadi berat. Batu bata ini juga rapuh bila sudah digunakan dalam waktu lama. Bila digunakan dalam jumlah banyak, akan memakan waktu dan tenaga yang besar untuk memindahkannya saat panen.

c. Tali Rafia
Tali rafia dapat digunakan sebagai media persembunyian untuk semua ukuran lobster. Tali rafia tersebut ditebarkan ke dalam kolam dan dimasukan ke dalam kolam. Pemakaiannya bermacam-macam. Ada yang cukup diulur dan ditebarkan ke dalam kolam, ada juga yang diikat pada sebatang pipa sehingga bentuknya seperti daun kelapa. Tali rafia sangat ringan sehingga mudah diangkat saat dilakukan panen. Tali rafia juga efektif mengurangi kanibalisme karena penebaran tali rafia menyebabkan terbentuknya ruangan yang banyak di dalam kolam.

d. Waring dan Kantong Sayuran
Waring juga merupakan media persembunyian yang umum digunakan oleh peternak lobster karena mudah didapatkan. Selain ringan, waring juga sangat efektif untuk mengurangi kanibalisme. Untuk penggunaannya, waring cukup dipotong sepanjang 1 meter. Lalu di tengah-tengah waring diberi pemberat. Selain waring, karung sayuran juga banyak digunakan karena harganya relatif lebih murah.
 
3. Kualitas Air dan Sumber Air
Air merupakan faktor terpenting dalam budidaya lobster air tawar. Air yang memiliki kualitas baik akan membuat pertumbuhan lobster menjadi baik dan juga terhindar dari penyakit.
a. Kualitas air
Kualitas air harus selalu diperiksa untuk memastikan tidak ada kandungan senyawa yang berbahaya bagi lobster. Faktor-faktor yang perlu diperiksa setiap minggu adalah pH, oksigen terlarut dan kekeruhan air. Kandungan amonia juga harus diperiksa setiap sebulan sekali. Alat-alat yang digunakan untuk mengukur faktor kualitas air tersebut dapat dengan mudah ditemukan di toko-toko penjual peralatan kimia atau ikan hias.
  • Kandungan Oksigen
    Kandungan oksigen dalam air yang baik untuk pertumbuhan lobster minimal 5 mg/L. Oksigen terlarut ini dapat ditingkatkan dengan menggunakan aerator atau air yang terus mengalir.
  • Kandungan Amonia
    Kandungan amonia yang tinggi pada air dapat mengakibatkan lobster tidak mampu bertahan hidup. Kandungan amonia sebaiknya kurang dari 0,05 mg/L. Peningkatan amonia terjadi karena pembusukan sisa-sisa pakan di dasar kolam.
  • Keasaman (pH)
    Keasaman (pH) yang baik untuk pertumbuhan lobster berkisar antara 7 - 8,5. Jika keasaman air terlalu tinggi, sebagian air kolam bisa diganti dengan yang baru. 
  • Kekeruhan Air
    Kekeruhan air dapat diperiksa dengan menggunakan compact disc (CD) bekas yang mengilap. CD dicelupkan ke dalam kolam. Jika pada kedalaman 20 - 40 cm CD tersebut masih terlihat, maka kekeruhan kolam masih dalam batas yang baik.
  • Kadar Garam (Salinitas)
    Kadar garam dalam air yang baik untuk pertumbuhan lobster air tawar adalah air yang kadar garamnya 0. Semakin asin air, pertumbuhan lobster akan semakin melambat.
b. Sumber Air
Air yang digunakan untuk budidaya lobster air tawar dapat berasal dari berbagai sumber. Sumber air yang digunakan harus baik kualitasnya, tidak tercemar oleh limbah seperti limbah rumah tangga, obat-obatan pertanian atau limbah industri.
  • Air Sungai
    Air sungai umumnya digunakan dalam proses pembesaran karena proses ini membutuhkan air dalam jumlah banyak. Penggunaan air sungai ini harus diperhatikan kebersihannya.
  • Air Tanah
    Sebelum digunakan, air tanah harus diuji terlebih dahulu di laboratorium perusahaan air minum untuk memastikan tidak adanya kandungan senyawa kimia yang berbahaya untuk lobster.
  • Air PAM
    Air PAM digunakan terutama di lokasi yang sulit mendapatkan air berkualitas baik. Air PAM yang akan digunakan harus diaerasi atau diangin-anginkan selama 24 jam untuk menghilangkan kandungan kaporitnya. Sebelum masuk ke kolam, air PAM ditampung terlebih dahulu dalam tandon yang diberi aerator sehingga ada sirkulasi air.
c. Aerasi
Bagian terpenting dalam budidaya lobster air tawar adalah aerasi. Aerasi yang baik akan meningkatkan kadar oksigen dalam air. Oksigen terlarut yang tinggi ini dapat meningkatkan metabolisme lobster sehingga daya makan lobster tersebut meningkat.

Alat yang dapat digunakan untuk menciptakan aerasi air yang baik adalah pompa air, pompa udara dan pompa filter. Pompa air dapat memberikan oksigen terlarut lebih baik dari pada pompa udara. Pompa filter berfungsi untuk menyedot kotoran dari kolam serta menggerakan air sehingga tercipta arus pada kolam tersebut. Selain itu, aerasi dapat dilakukan pula dengan menambahkan air bersih ke dalam kolam secara terus-menerus.
 
PAKAN LOBSTER AIR TAWAR
Lobster air tawar secara alami merupakan pemakan segala (omnivora). Berbagai bahan dapat dijadikan pakan untuk lobster. Namun, harus dipilih jenis pakan yang efektif dan efisien untuk pertumbuhan lobster. Beberapa kriteria pakan yang baik untuk lobster yaitu:
  1. Mengandung gizi yang sempurna. Pakan yang mengandung nutrisi lengkap, kadar seimbang, mudah dicerna dan diserap oleh tubuh akan membuat lobster tumbuh dengan cepat.
  2. Memiliki aroma yang menarik bagi lobster. Bau ikan yang amis sangat disukai oleh lobster.
  3. Mampu menghasilkan kulit lobster yang keras. Lobster juga memerlukan kalsium untuk pembentukan kulitnya. Kulit yang keras membuat lobster tahan terhadap kondisi lingkungan di luar.
  4. Tidak mudah merusak kualitas air. Pakan lobster sebaiknya tidak cepat membusuk agar kualitas air tetap terjaga dan dasar kolam dalam keadaan baik.
  5. Kualitasnya stabil. Pakan lobster sebaiknya memiliki kandungan air yang rendah, mudah disimpan, tidak cepat rusak atau ditumbuhi jamur.
Pakan lobster harus mengandung nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhannya. Pakan yang lengkap umumnya mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin.
pakan lobster

1. Jenis-jenis Pakan Lobster
a. Pakan Alami
Pakan alami sangat penting bagi lobster yang berukuran kurang dari 1 gram. Pakan alami yang umum digunakan adalah chlorella, tetraselmis, dunaliella, diatome, spirulina, artemia, kutu air, jentik nyamuk, cacing rambut (tubifex), cacing tanah, dan cacing darah (blood worm). Pakan alami sudah banyak tersedia di pasaran dan dapat langsung diberikan.

b. Pakan Buatan Sendiri
Pakan yang umum diberikan oleh peternak yaitu berupa tepung rebon, tepung ikan, cacing, wortel, tauge, kacang hijau, dan keong mas. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal biasanya pakan diramu dari berbagai bahan. Namun, harus diperhatikan nutrisi yang diperlukan oleh lobster untuk pertumbuhan yang maksimal.

c. Pakan Komersial
Pakan komersial buatan pabrik umumnya sudah dikomposisikan sesuai dengan kebutuhan nutrisi lobster yang sesuai untuk pertumbuhan. Pakan komersial ada yang terapung dan ada juga yang tenggelam. Ukuran pakan komersial disesuaikan dalam berbagai ukuran dari berukuran serbuk  sampai berukuran 1 x 2 mm.

2. Dosis Pakan
Dosis pemberian pakan untuk lobster harus sesuai dengan berat badan lobster yaitu 3% dari berat badan lobster. Misalnya berat lobster 30 gram, maka pakan yang diberikan dalam sehari sebanyak 9 gram. Pakan diberikan pada pagi dan sore hari. Untuk burayak, pakan diberikan lebih sering, yaitu 3 - 5 kali sehari. Bila pakan yang diberikan tidak habis, sisa pakan sebaiknya dibuang.
Contoh dosis pemberian pakan yang umum untuk lobster adalah lobster dewasa dapat diberikan pelet ukuran 2 x 1 mm sebanyak 4 - 5 biji pelet. Untuk burayak sebanyak 100 ekor cukup diberi ½ sendok teh pelet halus yang ditebarkan secara merata ke kolam.
 
PEMELIHARAAN
Setelah semua sarana dan persyaratan lobster air tawar kita ketahui, kegiatan pembesaran lobster air tawar dimulai dari:
  • Persiapan bak
  • Pengisian air
  • Peletakan media perlindungan
  • Pemberian pakan
  • Kontrol kualitas air
  • Panen
Penebaran benih dilakukan dengan kepadatan tebar 50 ekor / 2 m2. Suhu air berkisar antara 21 - 27°C dan pH antara 5 - 7. Kualitas harus selalu dikontrol. Jika air sudah terlihat banyak kotoran, kolam harus segera dibersihkan. Pembersihan kolam ini dapat dilakukan dengan menyedot air di dasar kolam dan dilakukan cukup seminggu sekali. Setelah kolam dibersihkan, air kolam perlu diisi kembali hingga batas air semula. Penambahan air ini akan membantu menambah oksigen terlarut di dalam air. Setelah 6 bulan pemeliharaan, lobster air tawar siap untuk dipanen.
 
PANEN
1. Persiapan Panen
Panen dilakukan setelah burayak berumur 2 bulan sejak menetas atau berukuran 2 inci. Cara mengukur lobster yaitu dimulai dari ujung kepala yang berbentuk runcing hingga ekornya. Sebelum panen dilakukan, beberapa perlengkapan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
  • Kotak penampungan seperti baskom, kotak styrofoam atau kotak kontainer yang diisi sedikit air. Saat panen, kotak sebaiknya tidak diisi lobster yang terlalu padat agar lobster tidak kekurangan oksigen
  • Serokan berukuran 30 cm
  • Selang air
  • Penggaris untuk mengukur lobster
2. Cara Panen
Panen sebaiknya dilakukan saat cuaca tidak terlalu panas, pada pagi atau sore hari. Saat menjelang siang biasanya banyak lobster yang melakukan molting. Jika pada saat bersamaan dilakukan pengurangan air, dikhawatirkan lobster akan mati. Karena itu, panen yang dilakukan pada siang hari sebaiknya sudah selesai sebelum menjelang siang.

Untuk memanen lobster, cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan perangkap pembuangan. Air dalam kolam dikeluarkan hingga tinggal 5 cm. Saat air dibuang, lubang pembuangan dipasang penyaring agar lobster tidak kabur. Setelah semua lubang persembunyian (shelter) dikeluarkan, lobster yang menempel pada media persembunyian bisa langsung ditampung dalam serokan. Selanjutnya air dikosongkan hingga kering dan sisa lobster yang tertinggal diambil dengan tangan.

Nah itu lah keseluruhan Cara Budidaya/Ternak Lobster Air Tawar. Semua informasi sudah diberikan, sekarang tinggal waktunya take action, jangan lupa kalau sukses Pak HaBe bagi ya ^_^

Rabu, 18 September 2013

Cara Budidaya Lobster Air Tawar bag. 1

Cara Budidaya Lobster Air Tawar  - Sobat ingin mencoba budidaya hewan air? Salah satu hewan air yang mudah untuk dibudidaya adalah lobster. Pernahkan sobat mencoba makan lobster? Hmm...rasanya lezat sekali dan tentu saja kandungan gizinya sangat tinggi. Lobster ada yang hidup di air laut maupun di air tawar, tetapi yang umum dibudidaya adalah lobster yang hidup di air tawar. Lobster air tawar memiliki tekstur dan rasa yang tidak kalah dengan lobster laut.

Ingin tahu lebih jauh tentang lobster air tawar? Bagaimana cara budidayanya? Sabar ya sobat, untuk Cara Budidaya Lobster Air Tawar nya nanti akan Pak HaBe bagi menjadi beberapa bagian, untuk bagian pertama ini yang akan kita bahas adalah pengenalan tentang lobster. Kenapa hal ini harus sobat ketahui? Soalnya memang penting sobat, hehe.

Sebelum kita melakukan budidaya lobster, kita harus mengetahui terlebih dahulu perkembangan budidaya lobster, karakteristik lobster, sifat-sifat lobster, dan jenis-jenis lobster yang dapat dibudidayakan. Yuk, kita simak satu per satu uraian tentang lobster tersebut. Selamat membaca dan selamat mencoba budidaya lobster air tawar :)

kolam lobster air tawar
Kolam Lobster Air Tawar
Sumber gambar : http://bisnislobsterku.blogspot.com/2008/10/kolam-anak-anak.html


Budidaya lobster air tawar dibagi dalam dua tahap, yaitu pembenihan dan pembesaran. Pembenihan dan pembesaran lobster air tawar tidak membutuhkan lahan yang terlalu luas dan tidak memerlukan keahlian khusus. Namun, tahap pembenihan lebih rumit dari pada tahap pembesaran. Sebagai peternak pemula, maka pada postingan kali ini sobat akan mempelajari cara budidaya lobster air tawar pada tahap pembesaran sampai panen dan pengemasan.

Lobster air tawar dapat dipelihara di akuarium seperti ikan hias. Dalam siklus hidupnya, lobster air tawar dewasa dapat dipijahkan, bertelur dan menetaskan anak-anak lobster atau yang biasa disebut burayak dalam akuarium. Burayak tersebut kemudian dipelihara hingga ukuran layak untuk dipanen di kolam pembesaran. Semua kegiatan budidaya lobster air tawar ini dapat dilakukan di rumah dan pekarangan.
 
BERKEMBANGNYA BUDIDAYA LOBSTER AIR TAWAR
Lobster air tawar terdapat hampir di semua benua, kecuali di Benua Afrika dan Antartika. Jenis lobster air tawar tertentu bahkan sudah menyebar ke berbagai negara. Di Indonesia, lobster air tawar banyak ditemukan di aliran sungai di Papua. Namun, tidak semua lobster air tawar yang berasal dari Papua ini dapat dibudidayakan. Habitat asli lobster air tawar di Papua lebih dingin sehingga tidak cocok untuk daerah panas seperti umumnya daerah di Indonesia.

Lobster air tawar yang hidup di daerah tropis seperti Indonesia memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan lobster air laut. Lobster air tawar sudah bisa dibudidayakan, sedangkan lobster air laut belum bisa dibudidayakan. Lobster air tawar sangat tahan terhadap kondisi air yang tidak bagus dan perbedaan suhu air yang tinggi. Mereka juga lebih tahan terhadap penyakit, pertumbuhannya cepat dan pemberian pakannya sangat mudah. Karena sifat-sifat inilah lobster air tawar kini dibudidayakan secara luas di Indonesia

KLASIFIKASI LOBSTER AIR TAWAR
Lobster termasuk kelompok udang (Crustacea), banyak terdapat di danau air tawar, rawa-rawa, dan sungai. Di tempat aslinya, untuk jenis udang besar seperti ini biasanya hidup ditempat yang memiliki tempat berlindung seperti celah-celah bebatuan dan akar pohon.

Berikut adalah Klasifikasi Lobster Air Tawar:
KINGDOM
FILUM
SUB FILUM
KELAS
SUB KELAS
FAMILI
ORDO
GENUS
SPESIES
= Animalia
= Arthropoda
= Mandibulata
= Crustacea
= Malacostrada
= Parastacidae
= Decapoda
= Cherax
= Cherax albertisi, Cherax Lorenzi, Cherax, dll

BAGIAN-BAGAIAN TUBUH LOBSTER AIR TAWAR
Tubuh lobster air tawar terdiri dari bagian kepala yang disebut chepatothorax dan badan atau perut yang disebut abdomen. Lobster tidak memiliki tulang dalam dan seluruh tubuhnya ditutupi oleh cangkang yang terbuat dari zat tanduk. Cangkang ini akan mengelupas dan diganti dengan yang baru seiring dengan pertumbuhan tubuhnya. Cangkang yang menutupi bagian kepala disebut karapas (carapace). Karapas memiliki fungsi untuk melindungi organ tubuh seperti insang, otak, lambung dan hati.
anatomi lobster
Anatomi Lobster


CIRI-CIRI LOBSTER JANTAN
Pada lobster air tawar jantan jenis Cherax quadricarinatus atau lebih dikenal dengan red claw, umumnya terdapat tanda merah di bagian luar kedua ujung capitnya. Namun, warna merah ini tidak terlihat bila capitnya masih kecil. Tanda merah akan mulai terlihat bila ukuran lobster sudah mencapai 7,5 cm. Untuk memastikan lobster tersebut berkelamin jantan, lebih mudah bila kita melihat kakinya. Alat kelamin jantan berbentuk seperti sepasang tonjolan di pangkal kaki paling belakang. Tonjolan tersebut terlihat jelas menempel pada kaki paling dekat badan. Lobster jantan memiliki capit yang lebih besar bila dibandingkan dengan lobster betina.

CIRI-CIRI LOBSTER BETINA
Lobster red claw betina tidak memiliki tanda merah dikedua capitnya. Alat kelamin betina ditandai dengan adanya dua bulatan pada kaki ketiga dihitung dari ekor. Sama dengan lobster jantan, lobster betina juga memiliki alat kelamin sepasang.




SIFAT-SIFAT LOBSTER
1. Berkelana
Lobster air tawar dikenal sebagai hewan yang suka berkelana. Di akuarium atau kolam pemeliharaan, lobster sering memanjat keluar. Untuk itu dinding kolam harus dibuat licin dan selang aerator harus dijepit atau diapit menggunakan kaca atau papan agar lobster tidak memanjat keluar dari akuarium atau kolam.

2. Mengalami Pergantian Kulit atau Molting
Pertumbuhan lobster ditandai dengan adanya pergantian kulit atau biasanya dikenal dengan kata “molting”. Seiring dengan pertumbuhannya, pergantian kulit akan semakin berkurang menjadi beberapa bulan sekali, atau bahkan bisa satu tahun sekali.

3. Kanibal
Lobster air tawar termasuk hewan yang memiliki sifat kanibal atau memakan sesamanya. Umumnya, lobster air tawar yang sedang dalam tahap molting sangat lemah dan rentan terhadap serangan sesamanya. Untuk itu makanan yang diberikan untuk lobster yang dibudidayakan harus mencukupi, bila tidak akan terjadi kanibalisme.

4. Mencari Sumber Air Baru
Sifat lain dari lobster adalah mencari sumber air yang baru dan bisa melawan arus air. Sifat lobster seperti ini dapat sobat manfaatkan untuk proses panen yang biasa disebut perangkap mengalir. Perangkap ini dilakukan dengan menguras air yang ada pada kolam dan mengucurkan sedikit air segar ke dalam yang sedang dikuras. Dengan demikian lobster akan berkumpul di bawah kucuran air tersebut sehingga mudah untuk dipanen.

5. Hewan Malam (Nokturnal)
Lobster air tawar juga dikenal sebagai hewan malam atau nokturnal. Lobster lebih banyak beraktivitas dan mencari makan pada malam hari atau saat gelap. Karena itu, pemberian pakan lobster sebaiknya lebih banyak dilakukan pada malam hari. Pada siang hari, lobster cenderung untuk diam di tempat persembunyiannya.

6. Berkelompok
Pengelompokan lobster air tawar terjadi secara alami di lingkungannya. Jika ada lobster dari kelompok yang lain yang memasuki wilayah kelompok tertentu maka akan terjadi perkelahian antar lobster. Perkelahian lobster dapat dicegah dengan memilih lobster menurut kelompoknya atau dengan menambah tempat bersembunyian sehingga lobster tidak saling menyerang.


JENIS-JENIS LOBSTER AIR TAWAR YANG COCOK UNTUK BUDIDAYA
Beberapa jenis lobster air tawar yang dapat dikonsumsi dan dibudidayakan antara lain maroon, yabby, red swamp, red daw, black tiger, dan montecarto.

1. Red Claw (Cherax quadricarinatus)
Red claw biasanya hidup di habitat asli seperti rawa, sungai, atau danau di daerah sekitar Queensland, Australia. Red claw tergolong sebagai hewan omnivora yang bisa memakan aneka tanaman dan hewan lain. Lobster red claws disebut capit merah karena ada strip merah di bagian luar capit pejantannya. Badannya berwarna kebiru-biruan dengan motif merah seperti batik. Lobster air tawar jenis inilah yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia.

2. Yabby (Cherax Destructor)
Di alam bebas, yabby ditemukan pada Habitat luas Australia yaitu daerah New South Wales dan Victoria. Yabby sudah mulai dibudidayakan di bagian lain Australia, serta benua lainnya seperti Asia dan Amerika. Yabby umum ditemukan pada daerah yang perairan tawar yang kaya akan oksigen serta tanaman air. Yabby memiliki capit besar yang digunakan untuk melindungi dirinya dari lawan dan memegang makanan. Ukuran lobster  yabby dapat mencapai 400 gram.

3. Red Swamp Crayfish (Procambarus clarkii)
Habitat asli lobster red swam crayfish di Amerika Selatan, tetapi mulai dibudidayakan di beberapa wilayah seperti Eropa, Asia dan Australia. Procambarus clarkii, disebut juga lobster merah karena badannya berwarna merah. Red swamp umum ditemukan di perairan tawar yang bersuhu hangat, persawahan, sungai-sungai yang mempunyai aliran tidak deras, sistem irigasi, dan juga bendungan. Lobster ini berukuran lebih kecil bila dibandingkan dengan lobster lainnya. Bobot lobster ini hanya mencapai 50 gram dengan masa pemeliharaan 3-5 bulan.

4. Marron (Cherax tenuimanus)
Maroon merupakan lobster air tawar yang berukuran paling besar. Maroon dapat mencapai ukuran 300 gram dalam waktu 2 tahun. Lobster ini berasal dari sungai yang mengalir di hutan, terutama bagian barat Australia. Marron dapat hidup pada suhu air 12,5 - 24°C, dan akan mati pada suhu 30°C. Kebutuhan akan suhu air tersebut menyebabkan maroon tidak mudah dibesarkan di daerah tropis yang panas.
 

Nah itulah sobat pengenalan awal untuk postingan cara budidaya lobster air tawar bag. 1 ini, akan Pak HaBe lanjut ke bag. 2 untuk pembahasan teknis budidayanya. Jangan kemana-mana dan jangan pernah ganti chanel monitor sobat, pantengin terus blog Pak HaBe ini bila gak mau kehilangan informasi, (kayak acara TV sebelah aja, haha).

Jumat, 13 September 2013

Cara Budidaya Jeruk Manis

Gak salah kalau orang-orang banyak yang mencari referensi bagaimana Cara Budidaya Jeruk Manis itu dapat dilakukan. Siapa coba yang gak suka sama yang namanya jeruk manis?? Jeruk manis sebagai tanaman buah-buahan makin terasa penting bagi pertanian dan masyarakat Indonesia. Buah jeruk manis rasanya enak dan banyak mengandung vitamin C. Secara ekonomi, pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha tani tanaman jeruk manis ini cukup memadai.
Jeruk Manis


A. Ciri-ciri dan Jenis-jenis Jeruk Manis
Jeruk manis (Citrus sinensis L) disebut juga jeruk peras. Pohonnya agak rindang, tingginya dapat mencapai 5 - 14 meter dan perakarannya terdiri atas akar tunggang, akar serabut dan akar rambut. Daunnya berbentuk bulat telur, panjangnya sekitar 6 - 14 cm, dan lebarnya 3 - 7 cm. Ujung daunnya runcing dan sedikit berlekuk. Bunganya tumbuh pada ketiak daun, tunggal atau berangkai. Mahkota bunga biasanya lima helai, berwarna putih atau putih kekuning-kuningan, berbentuk bulat telur memanjang.

Jeruk manis termasuk tanaman tahunan. Tanaman yang berasal dari bibit okulasi mulai berbunga setelah ditanam kurang lebih 2 - 3 tahun, sedangkan yang berasal dari biji mulai berbunga setelah ditanam kurang lebih 6 - 8 tahun. Musim berbunga biasanya adalah awal mujim hujan.

Ada empat jenis tanaman jeruk manis antara lain:
  1. Jeruk biasa.
  2. Jeruk manis pusar.
  3. Jeruk manis merah darah.
  4. Jeruk manis tidak asam.

B. Tanah dan Iklim yang Cocok
Tanah yang subur dan gembur merupakan tempat tumbuh yang baik bagi tanaman jeruk manis. Pada tanah yang banyak mengandung humus pertumbuhan tanaman ini begitu cepat, untuk tanah yang banyak mengandung garam, tanaman ini pertumbuhannya lambat (kurus). Hasil yang baik diperoleh pada tanah dengan derajat keasaman (pH) 5 - 6.

Jeruk manis biasanya ditanam di dataran rendah sampai sedang dengan ketinggian 500 m di atas permukaan laut. Ada juga jenis jeruk manis yang cocok ditanam pada ketinggian tanah 1000 m di atas permukaan laut.

Daerah kering merupakan tempat tumbuh yang baik bagi tanaman jeruk manis, curah hujan optimal 1000 - 2000 mm per tahun. Pada daerah basah biasanya buah jeruk berkulit tebal, kurang harum, dan daging buahnya berserat. Suhu optimal bagi pertumbuhan tanaman ini ± 25 - 30°C. Udara yang terlalu panas pada siang hari mengakibatkan buahnya seperti terbakar dan bunga yang tidak terlindung daun bisa rontok. Suhu yang terlalu tinggi pada malam hari dapat menyebabkan kerusakan tanaman ini. Sinar matahari banyak dibutuhkan, oleh sebab itu daerah penanamannya harus terbuka. Tanaman jeruk membutuhkan tanaman penahan angin yang ditanam disekeliling pohon jeruk, maksudnya agar tanaman jeruk terhindar dari kerusakan akibat angin kencang.

C. Pengembangbiakan Bibit
Tanaman jeruk manis dapat dikembangbiakkan secara generatif, vegetatif, dan gabungan antara keduanya. Pengembangbiakkan secara generatif menggunakan biji untuk asal tanaman, dan pengembangbiakkan secara vegetatif, bibit berasal dari bagian tanaman jeruk seperti akar, batang, dan daun atau pucuk. Untuk lebih lengkapnya sobat bisa baca pada artikel Cara Mengembangbiakkan Tanaman Jeruk Manis.

D. Pengolahan Tanah dan Penanaman
Setelah dipilih lokasi yang baik, tanah tersebut dibersihkan dari rumput atau tumbuhan pengganggu. Sebelum dilakukan penanaman, lahan sebaiknya dibajak atau dicangkul terlebih dahulu agar tanah gembur, kemudian dibuat saluran pembuangan air seperlunya. Untuk memudahkan dalam pengontrolan, sebaiknya ada jalan dalam kebun tersebut.

Pada tanah miring atau landai dibuat sengkedan (teras) agar tanah tidak longsor dan kesuburannya tetap terjaga. Di sisi sengkedan itu ditanami rumput dan pematang (galengan) ditanami lamtoro.
Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Pada musim kemarau penanaman bisa juga dilakukan asal tanaman jeruk manis tersebut disirami setiap hari. Di tanah yang kering atau yang tinggi sebaiknya ditanam bibit okulasi, sebaliknya pada tanah yang basah (air tanah dangkal) ditanam bibit cangkokan.

Lubang tanam dipersiapkan lebih dahulu (2 - 4 minggu sebelum ditanam). Jarak tanam jeruk manis tergantung pada masing-masing varietas. Jeruk manis tergantung pada masing-masing varietas. Untuk jeruk manis pusar (Washington Nevel Orange) jarak tanamnya 6 x 6 m sampai dengan 6,5 x 6,5 m, sedangkan pada jeruk manis Valencia 6 x 6 m sampai dengan 8,5 x 8,5 m. Lubang tersebut digali dengan cangkul, tanah galian bagian atas dipisahkan dari tanah galian bagian bawah. Ukuran lubang sekitar 80 x 80 x 80 cm. Lebih luas makin baik, tetapi jangan terlalu dalam. Selama 1 - 2 minggu, lubang dibiarkan terbuka untuk menghilangkan dan mengurangi keasaman tanah serta penyakit.

Setelah itu tanah galian bagian bawah dimasukkan kembali ke bagian bawah, sedangkan tanah galian bagian atas, sebelum dimasukkan ke dalam lubang dicampur dengan pupuk kandang atau kompos ditambah pupuk fosfat. Beberapa hari kemudian, apabila tanah timbunan agak padat, baru bibit tanaman jeruk manis ditanam.
Bibit tanaman jeruk manis dimasukkan ke dalam lubang, dan diupayakan akar tunggang dan akar lainnya tetap lurus. Leher akar (batas batang dan akar) jangan sampai terbenam. Bila ada akar yang patah atau rusak, potonglah bagian-bagian tersebut dengan gunting atau pisau yang tajam. Bekas potongan itu ditutup dengan cat putih atau meni. Tanah disekeliling pohon ditutup dengan jerami atau alang-alang.

Cara menanam jeruk manis
Penanaman Jeruk Manis

E. Pemupukan
Tanaman jeruk manis memerlukan pemupukan secara teratur dan terus-menerus terutama pada tanah yang kurang subur atau pun bahkan tidak subur sama sekali. Unsur-unsur hara utama yang dibutuhkan, yaitu nitrogen, kalium dan fosfor. Unsur hara seperti kalsium, magnesium, sulfur, dan lain-lain juga dibutuhkan oleh tanaman jeruk, tetapi jumlahnya relatif kecil. Lebih lengkapnya silahkan baca postingan Pemberian Pupuk Tanaman Jeruk Manis.

F. Penyiangan dan Pengairan
Tanaman jeruk manis tidak kuat bersaing dengan rumput dan tumbuhan penggangu lainnya. Oleh karena itu tumbuhan penggangu yang berada di sekitar tanaman jeruk harus disingkirkan dengan koret atau cangkul.

Air sangat dibutuhkan oleh tanaman jeruk manis untuk pertumbuhannya. Kebutuhan ini meningkat pada saat tanaman jeruk berbunga dan berbuah. Namun demikian, tanaman jeruk manis tidak tahan terhadap air yang menggenanginya. Oleh karena itu, parit yang telah dibuat harus difungsikan dengan baik. Pada saat air berlebihan, alirkan (buang) air itu ke luar kebun melalui parit (saluran air) yang telah dibuat. Sebaliknya, apabila kekurangan air, masukkanlah air ke kebun melalui saluran air ini atau lakukan penyiraman.

G. Pemangkasan Batang Pohon
Pemangkasan batang pohon bertujuan untuk membentuk tajuk pohon yang simetris. Bentuk seperti ini akan lebih efisien dalam memanfaatkan sinar matahari.

Sejak tanaman jeruk masih kecil, sebaiknya mulai dilakukan pemangkasan. Potong batang pohon tanaman jeruk pada tinggi 60 cm di atas tanah. Beberapa tunas yang tumbuh dari bekas potongan batang pohon jeruk ini dipelihara dengan baik (3 - 4 tunas).

Pemangkasan batang pohon jeruk selanjutnya dilakukan setelah tanaman jeruk berumur setahun. Cabang-cabang primer yang sudah cukup panjang dipangkas, sehingga tinggal sekitar 20 cm panjangnya. Dari tiap-tiap cabang itu dibiarkan tumbuh 3 - 4 tunas yang akan menjadi cabang sekunder.

H. Pengendalian Hama dan Penyakit
Ada lumayan banyak jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman jeruk manis, Pak HaBe akan share pada postingan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Jeruk Manis.

I. Pemanenan
Tanaman jeruk manis biasanya telah berbuah pada umur tiga tahun, meskipun pada umur ini buahnya masih sedikit. Baru pada umur 4 - 5 tahun, buahnya lebih kurang 25 kg per pohon sedangkan pada umur 6 - 15 tahun, jumlah buah sekali panen mencapai puncaknya (75 kg per pohon).

Pemetikan buah dapat dilakukan hanya dengan tangan atau dapat pula dengan menggunakan gunting. Bila hanya menggunakan tangan buah jeruk diputar sedikit, kemudian ibu jari ditekan ke atas. Bila menggunakan gunting, guntinglah tangkai buah sekitar 2 mm dari buah. Usahakan buah tidak terluka. Gunakan tangga bila buah yang dipetik tinggi.
 

Itulah keseluruhan Cara Budidaya Jeruk Manis yang bisa Pak HaBe share ke sobat sekalian. Mudah-mudahan semua jelas ya. Kalau masih belum jelas dan merasa kebingungan sobat bisa browsing nyari artikel lain atau beli buku budidaya jeruk di toko buku daerah sobat.

Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Jeruk Manis

Banyak sekali jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman jeruk manis. Namun sobat gak perlu menciut nyalinya untuk mewurungkan niat dalam budidaya jeruk manis cuma gara-gara mendengar hal ini. Di sini Pak HaBe selain akan bagi-bagi jenis-jenisnya, Pak Habe juga bakalan bagiin cara pengendalian hama penyakit yang menyerang tanaman jeruk manis.
Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Jeruk Manis

Beberapa hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman jeruk manis diantaranya adalah:

1. Ulat Minerder (Phyllocnistis citrella)
Hama ini sering menyerang tanaman jeruk di daerah dataran rendah, terutama pada musim kering. Pada daun muda, ulat ini membuat terowongan yang melingkar-lingkar berwarna putih mengkilap, kehijau-hijauan atau kekuning-kuningan di bawah kulit daun. Ulat tersebut bersarang pada terowongan di tepi daun, sehingga tepi daun menggulung dan kadang-kadang berlipat.

Bila serangan berat ada kalanya daun muda kering dan rontok semuanya. Pemberantasan ulat minerder dapat dilakukan dengan cara:
  • Membinasakan ulat atau kepompong yang terdapat pada daun.
  • Bila serangannya ringan dapat dipencet dengan tangan.
  • Menyemprot dengan insektisida apabila serangannya mulai berat.

2. Kutu Pucuk Wereng (Aphist tavaresii)
Kutu ini menyerang pucuk dan daun yang masih muda. Akibatnya pucuk atau daun menjadi mengkerut dan tidak dapat tumbuh sempurna. Hama ini sering menyerang tanaman pada musim kering. Tubuhnya berwarna hitam dan kebanyakan tidak bersayap.

Pemberantasan kutu pucuk wereng dapat dilakukan dengan menyemprotkan Basuddin 60 EC, Dimecron 50 SCW atau Orthene 75 SP.

3. Ulat Penggerek Buah
Ada dua jenis ulat penggerek buah, yaitu:
a. Prays endocarpa
Buah jeruk yang diserang ulat ini tampak berbisul-bisul pada kulitnya dan pada puncak bisul itu kadang-kadang ada lubang kecil. Dari lubang tersebut biasanya keluar lendir atau getah yang kemudian menjadi kering seperti selapis damar tipis. Buah jeruk yang masih muda bila terserang ulat ini akan gugur, sedangkan yang sudah tua (besar) menimbulkan bisul-bisul, sehingga mengurangi mutu buah.

Ulat ini masuk ke dalam kulit jeruk, biasanya jenis jeruk yang berkulit tebal seperti jeruk manis. Ulat ini ketika masih kecil berwarna hijau muda, setelah dewasa warnanya bergores-gores merah melintang.
Untuk mengendalikan serangan hama ulat ini perlu dilakukan:
  • Bungkus buah jeruk dengan kertas minyak atau kantung plastik sewaktu buah masih kecil-kecil dan belum terserang hama atau penyakit.
  • Petik buah jeruk yang terserang hama atau penyakit, kemudian dibakar atau dikuburkan (tanamkan) jeruk itu ke dalam tanah.
  • Semprot dengan insektisida.
b. Citripestis sagittiferella
Dari kulit buah jeruk yang digerek ulat ini, keluar getah bergantungan. Akibatnya buah jeruk akan membusuk. Hampir seluruh buah jeruk dapat diserangnya, terutama yang berkulit tebal seperti jeruk manis. Ulat yang masih muda panjangnya sekitar 2 mm dan berwarna kuning, sedangkan ulat yang sudah dewasa warnanya berubah menjadi hijau dan panjangnya sekitar 16 mm. Setelah berkepompong warnanya menjadi merah sawo, kupu-kupunya berwarna keabu-abuan. Pengendalian serangan hama ulat ini sama dengan cara yang dilakukan pada ulat Prays endocarpa.

4. Ulat Bunga Jeruk (Prays citri Mill)
Ulat ini menyerang bunga tanaman jeruk manis. Bunga jeruk yang masih kuncup atau yang sudah terbuka juga dimakannya. Kadang-kadang bunga dipintal dengan lamat (jaring) dan ulat memakan bunga itu sampai habis. Selain memakan bunga, ulat ini juga memakan buah yang masih kecil atau tangkai bunga. Warna ulat ini putih kekuning-kuningan. Panjang ulat ini kurang lebih 5 mm. Ngengat kecil sama panjangnya dengan ulat ini, tetapi warna sayapnya berbeda. Sayap depan cokelat kemerah-merahan, abu-abu berbercak putih kotor. Sedangkan sayap belakang cokelat muda atau abu-abu, bagian tepinya berumbai-rumbai.

Untuk melindungi bunga jeruk dari serangan hama ini, tiap pagi cari telur atau ulat tersebut pada bagian bunganya, kemudian dimusnahkan, dan bisa juga disemprot dengan insektisida.

5. Penyakit Busuk Akar Armillaria
Bagian akar yang diserang, yaitu leher akar sehingga retak. Akar menjadi busuk, kulit akar menjadi lunak dan mudah lepas dari kayunya. Pada kayu akar ini terlihat cendawan putih.

Gejala yang terlihat di bagian atas tanaman jeruk, yaitu daun menjadi kuning atau merah tembaga, kemudian menjadi layu dan rontok. Kadang-kadang terbentuk bunga yang cukup banyak. Pada serangan yang sudah lanjut (lama) kelihatan ranting-rantingnya gundul mirip sapu lidi. Bila hal ini telah terjadi, tidak lama kemudian tanaman akan mati.

Upaya pengendalian penyakit ini antara lain :
  • Penjarangan tanaman jeruk, sehingga akar tanaman yang sehat tidak berhubungan dengan akar tanaman jeruk yang terserang penyakit.
  • Akar tanaman jeruk yang terserang penyakit segera dipotong, luka bekas potongan diolesi dengan fungisida atau ter tanaman.
  • Cabut tanaman jeruk yang terserang penyakit, dan kemudian tanaman jeruk ini dibakar dan lubangnya diperbesar agar banyak mendapat sinar matahari.
  • Difumigasi dengan carbon disulfida atau metil bromida. Sebelum itu tanah dikeringkan dan diolah dengan bajak atau alat lain.

6. Penyakit Busuk Phytophthora
Penyakit ini disebabkan oleh serangan cendawan Phytophthora parasitsca. Umumnya penyakit ini berjangkit di tempat yang selalu teduh dan lembap. Tanaman jeruk manis yang diserang biasanya sudah berumur lebih dari satu tahun.

Batang dekat tanah (pangkal batang) dan akar yang besar merupakan sasaran serangan cendawan ini. Mula-mula kulit batang yang terserang berwarna hitam kebasah-basahan, kemudian mengeluarkan getah (blendok) yang berwarna cokelat. Serangan ini bisa menjalar ke atas atau ke samping. Bagian tanaman jeruk yang terserang penyakit bila digosok akan memperlihatkan warna cokelat, sedangkan bagian yang sehat berwarna hijau.

Selanjutnya penyakit ini dapat masuk ke dalam kambium, kemudian ke dalam kayu. Kulit yang terserang penyakit menjadi mengerut, retak-retak dan akhirnya mati. Bila kulit yang terserang penyakit ini terkelupas akan terlihat kambium berwarna cokelat tua. Pada serangan yang sudah berat, semua akar membusuk dan kering. Daun-daun layu, mengering, dan bahkan seluruh batang bagian pohon pun mengering dan mati.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara:
  • Usahakan kebun jeruk manis tidak terlalu lembap, bila perlu kurangi tanaman penahan angin dan lakukan pemangkasan batang pohon jeruk ini. Parit (saluran air) drainase dipelihara dengan baik.
  • Bila serangan ringan, kupaslah bagian kulit yang membusuk dengan pisau yang tajam dan bersih. Kemudian batang pohon diolesi dengan ter atau carbolineum parafine.
  • Kupas bagian kulit yang terserang penyakit, kemudian bagian kayu diolesi dengan fungisida yang mengandung tembaga seperti Cupro Oksi Chlorida atau dengan Dithane M-45.

7. Penyakit Embun Tepung
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Oidium tingitanium, yang sering timbul di daerah yang beriklim basah (lembap) dan dataran tinggi. Biasanya penyakit ini menyerang bagian daun dan ranting tanaman jeruk yang masih muda. Pada ranting dan daun tersebut sering kali terdapat tepung putih. Adanya tepung ini mengakibatkan daun muda menjadi keriput, kemudian kering. Bila serangan penyakit ini cukup berat maka akan menyebabkan daun tua akan rontok. Serangan penyakit ini dapat pula menghambat pembungaan bila terjadi pada saat tanaman jeruk akan berbunga.

Cara terbaik pengendalian penyakit ini, adalah dengan menggunakan fungisida yang mengandung belerang. Misalnya, penghembusan tepung belerang pada bagian tanaman jeruk yang terserang pada pagi hari (masih ada embun pagi). Penghembusan ini dilakukan terus-menerus seminggu sekali, sehingga tanaman jeruk sembuh. Selain itu dapat pula disemprot dengan Antracol 70 WP dengan selang waktu 5 - 7 hari sekali semprot.

8. Penyakit Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD)
Penyakit ini sangat merugikan bagi usaha tani jeruk di tanah air. Penyakit ini dapat menyerang tanaman jeruk sejak di pembibitan sampai tanaman jeruk dewasa. Penyebabnya sejenis Bakterium Like Organism yang ditularkan oleh serangga Diaphorina citri. Penularan dapat pula terjadi melalui tempelan okulasi (batang atas). Bila hal ini terjadi pada tanaman jeruk muda akan memperlihatkan gejala sakit sebelum berproduksi. Alat pemangkas tanaman juga bisa menjadi media penularan.

Adapun gejala yang terlihat dari tanaman jeruk yang terserang CVPD antara lain:
  • Daun berwarna kuning dan menjorok ke atas.
  • Ukuran daun lebih kecil dari ukuran normal dan bentuknya lancip.
  • Daun rontok sebelum waktunya.
  • Tanaman jeruk cenderung tumbuh tegak.
  • Ranting yang terserang bisa bertunas dan berbunga pada waktu yang berbeda dari ranting yang sehat.
Bila tanaman jeruk menunjukkan gejala-gejala tersebut di atas atau setidaknya empat gejala pertama, sanitasi perlu dilakukan.

Sanitasi dapat dilakukan dalam bentuk pemangkasan dan eradikasi (pembongkaran). Bila intensitas serangan penyakit rendah sampai sedang dilakukan pemangkasan ranting. Pemangkasan harus dilakukan pada bagian cabang yang sehat di bawah pangkal bagian tanaman jeruk yang terserang penyakit. Tindakan ini harus dilakukan sedini mungkin. Pada intensitas serangan lebih lanjut perlu dilakukan eradikasi (pembongkaran).

Tanaman jeruk yang terserang penyakit CVPD tidak segera mati, tetapi masih dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun. Sementara belum mati, hasil tanaman jeruk tersebut merosot, baik jumlah maupun mutunya. Tanaman jeruk yang terserang merupakan sumber penyakit bagi tanaman jeruk sekitarnya. Tindakan pengendalian selengkapnya terhadap penyakit CVPD adalah:
  • Gunakan bibit yang bebas CVPD.
  • Gunakan Terramycin 21,6 SP dengan dosis 1,5 gram dalam 1 liter larutan per pohon. Bakterisida ini disuntikkan atau diinfuskan ke dalam batang tanaman jeruk
  • Karantina atau pengawasan terhadap lalu lintas bibit dari daerah endemik (wabah penyakit) ke daerah bebas penyakit
  • Pemberantasan serangan vektor (Diaphorida citri) dengan Sevin 85 SP dan Perfektion.

Itulah keseluruhan jenis-jenis penyakit yang biasanya menyerang sobat. Sobat harus benar-benar memperhatikan cara Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Jeruk Manis pada tiap-tiap penyakitnya agar sobat bisa mengatasinya dengan mudah nantinya. Sudah jelas ya?? oke berarti bisa dilanjutkan ke postingan selanjutnya nih ^_^

Pemberian Pupuk Tanaman Jeruk Manis

Seperti yang sudah dijelaskan sedikit di postingan Cara Budidaya Jeruk Manis kemarin, bahwa tanaman jeruk manis diharuskan untuk selalu dipupuk terus-menerus secara teratur apalagi untuk tanah yang kurang subur. Ada beberapa unsur-unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman jeruk yang memacu tumbuh kembangnya.

Nitrogen mempengaruhi pertumbuhan dahan, ranting, dan daun. Keadaan buah dipengaruhi pula oleh unsur ini. Kalau nitrogen kurang, rasa buahnya asam dan bila berlebihan memperlambat pematangan buah. Selain itu pemberian nitrogen secara berlebihan mengurangi daya tahan tanaman jeruk terhadap penyakit.

Fosfor memacu pertumbuhan akar yang baik dari benih dan tanaman jeruk manis muda. Oleh karena itu tanaman jeruk manis muda banyak memerlukan fosfor. Kebutuhan ini meningkat mengikuti pertambahan umur tanaman jeruk.

Peranan lain unsur hara fosfor, yaitu mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, serta memperbanyak bunga yang menjadi buah. Kekurangan unsur hara ini menyebabkan buah kecil-kecil, kulit buah tebal, dan rasa buahnya asam. Selain itu daun lebih kecil dan kaku.

Kalium berguna untuk meningkatkan mutu buah jeruk. Bila tanaman jeruk manis ini kekurangan unsur kalium, maka rasa buah hambar, tetapi bila berlebihan buahnya asam.
Kalsium umumnya terdapat dalam jumlah yang memadai pada tanah di Indonesia. Bila jeruk manis kekurangan unsur ini, menyebabkan daun menguning (terutama tulang daun), lekas rontok, dan tunas muda yang tumbuh cepat mati.

Pupuk yang digunakan berupa pupuk organik (misalnya pupuk kandang) dan pupuk anorganik (pupuk buatan). Pupuk kandang terutama diberikan pada saat tanam, sedangkan pada periode selanjutnya sering diberikan pupuk buatan (urea, TSP, dan KCL atau jenis lain).

Pupuk dasar yang terdiri atas pupuk kandang dan pupuk fosfat dimasukkan lebih dahulu ke dalam lubang tanam bersama dengan tanah galian bagian atas. Untuk satu lubang bersama tanah galian tersebut dicampur dengan pupuk kandang sekitar 10-15 kg dan 1,5 kg TSP. Pemupukan lanjutan sebaiknya dilakukan setelah tanaman jeruk manis berumur 4 tahun. Salah satu pedoman dalam kegiatan pemupukan dikemukakan skema pemupukan yang ditetapkan oleh Jawatan Pertanian Rakyat bagian perkebunan sebagai berikut:
Unsur Tanaman
Pupuk Kandang
ZA (gram)
DS (gram)
ZK (gram)
4 th
5 th
6 th
7 th
8 th
9 th
10 th
8
10
12
14
16
18
20
800 - 1200
1000 - 1500
1200 - 1800
1400 - 2100
1600 - 2400
1800 - 2700
2000 - 3000
200
250
300
350
400
450
500
600
750
800
900
1000
1000
1200
Dosis pupuk tanaman jeruk pada tanah latosol (untuk satu pohon)
Keterangan: Isi 1 kaleng sekitar 20 liter cairan atau sekitar 8,5 – 10 kg pupuk kandang

Jumlah takaran pada tabel di atas, diberikan secara bertahap dua kali dalam setahun. Pemberian pupuk dilakukan sebelum atau menjelang tanaman jeruk berbunga, yaitu menjelang musim hujan dan menjelang akhir musim hujan. Jangan melakukan pemupukan pada saat tanaman jeruk berbunga, sebab bunga bisa rontok (gugur).

Pupuk dimasukkan ke dalam lubang yang dibuat melingkari tajuk pohon. Kedalaman lubang pupuk 30 cm atau lebih sesuai dengan kedalaman akar tanaman jeruk. Bila tanaman jeruk sudah besar dan tajuk satu pohon dengan yang lainnya hampir bertaut, pupuk dapat diberikan pada sela-sela barisan tanaman atau antara tajuk pohon yang satu dengan yang lain.

Ada pula yang memberikan pupuk lanjutan sejak tanaman jeruk berumur satu tahun, sebagaimana cara pemberian pupuk di Brazilia seperti tabel berikut:

Waktu Pemupukan
Urea (gram/
pohon)
TSP (gram/
pohon)
KCL
(gram/
pohon)
Tahun Pertama
Tahun Kedua
Tahun Ketiga
Tahun Keempat
Tahun Kelima
Tahun Keenam
Tahun Ketujuh
Tahun Kedelapan
-
160
160
325
490
650
870
1085
300
110
150
220
300
450
450
450
100
80
130
165
330
500
600
700
Pemberian pupuk lanjutan untuk tanaman jeruk

Pemupukan dilakukan sebelum tanaman jeruk berbunga, setelah terbentuk tunas dan daun baru dan selama periode pertumbugan buah. Cara pemberian pupuk dalam lubang sama seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Kamis, 12 September 2013

Cara Budidaya Jeruk Nipis

Cara Budidaya Jeruk Nipis - Ada jeruk besar, ada jeruk manis dan ada satu lagi nih yang gak mau ketinggalan sobat, dia adalah si "Jeruk Nipis", hehe. Biar lebih jelasnya Pak HaBe kasih tau dulu ciri-ciri dan jenis-jenisnya yang ada pada umumnya sebelum masuk membahas tentang Cara Budidaya Jeruk Nipis.
Jeruk Nipis
Jeruk Nipis

Tanaman jeruk nipis (Citrus aurantifolia) berbentuk perdu, pohonnya setinggi 1,5 - 3,5 meter. Mempunyai dahan bulat yang bercabang banyak dan berduri. Kulit batang berwarna hijau tua, penuh bintil-bintil kecil yang berkelenjar. Helai daun berbentuk bulat telur, ujungnya agak tumpul dan kaki daun agak membulat. Permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua mengkilat dan permukaan bagian bawah berwarna hijau muda. Tangkai daun bersayap agak lebar dan berwarna persis seperti helai daun.

Buah jeruk nipis banyak mengandung air dan sangat asam, tetapi aromanya sedap. Bunga tanaman jeruk nipis keluar dari ketiak daun atau pada ujung tangkai. Bentuk bunga agak kecil, tangkainya sangat pendek, dan warna bunga kuning putih. Bakal buah berbentuk bulat seperti bola. Ketika masih muda kulit buah berwarna hijau, setelah tua dan masak warna kulit berubah menjadi kuning. Buah jeruk nipis yang telah tua biasanya berdiameter 3,5 - 5 cm. Daging buahnya berwarna kuning kehijauan dan bijinya banyak.

Jeruk nipis banyak manfaatnya bagi manusia, antara lain sebagai bumbu dapur, obat tradisional, kosmetika, bahan parfum, minyak atsiri, minuman dan kue serta bahan pembuatan jelly. Buah jeruk nipis banyak mengandung vitamin B dan C. OIeh karena itu tanaman jeruk nipis perlu dibudidayakan secara lebih baik.

Jenis atau varietas jeruk nipis yang terkenal ada tiga, yaitu Citrus aurantium subspes aurantifolia var Fusca, Citrus aurantium subspes aurantifolia var Umetta, dan Citrus aurantium subspes aurantifolia var Bergamia.

A. Tanah dan Iklim yang Cocok
Jeruk nipis dapat ditanam diberbagai jenis tanah seperti jenis tanah aluvial, podsolik, latosol, dan Iain-Iain. Disamping itu, tanaman ini dapat hidup di daerah yang berketinggian 10 - 1000 meter di atas permukaan laut. Derajat keasaman (pH) tanah yang cocok sekitar 5 - 6.

Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman jeruk. Karena itu area tanaman jeruk harus terbuka, bebas dari naungan. Jeruk nipis akan tumbuh dengan baik pada daerah yang beriklim agak kering dengan curah hujan tipe D (2-5 bulan musim basah dan 6-9 bulan musim kering).

B. Bibit Tanaman
Tanaman jeruk nipis dapat dikembangbiakkan secara generatif, vegetatif atau gabungan keduanya. Pengembangbiakkan secara vegetatif, seperti dengan cangkokan lebih sering dilakukan orang. Caranya sama dengan pencangkokan jeruk manis seperti yang telah diuraikan pada postingan Cara Mengembangbiakkan Tanaman Jeruk Manis.

Selain bibit hasil cangkokan, bibit jeruk nipis dapat pula dibuat dari bibit okulasi. Jeruk nipis dapat diokulasi dengan jeruk manis, jeruk sitrun, dan jeruk nipis sendiri. Penempelan pada jeruk nipis (sebagai batang bawah) setelah bibit berumur 16 bulan. Mata tunas okulasi (kulit tanaman jeruk) sebaiknya diambil dari dahan yang sudah berkayu, berumur I tahun dan tidak berduri. Caranya sama dengan pengokulasian jeruk manis seperti diuraikan pada bagian terdahulu. Kegiatan okulasi sebaiknya dilakukan pada musim kemarau.
Okulasi tanaman Jeruk nipis
sumber gambar: http://purnomomade.blogspot.com/2013/01/tempel-okulasi.html


Pengembangbiakkan tanaman jeruk nipis dengan penyambungan dapat pula dilakukan. Caranya ya sama sobat dengan penyambungan tanaman jeruk manis yang sudah Pak HaBe posting kemarin (Cara Mengembangbiakkan Tanaman Jeruk Manis).

C. Pengolahan Tanah dan Penanaman
Setelah dipilih lokasi yang baik, tanah tersebut diolah atau dibersihkan dari rumput atau tumbuhan pengganggu lainnya. Pengolahan tanah dilakukan sesuai dengan kondisi tanah dan bibit tanaman jeruk nipis seperti halnya pengolahan tanah untuk penanaman jeruk manis.

Lubang penanaman dipersiapkan terlebih dahulu (2 - 4 minggu sebelum penanaman). Ukuran lubang sekitar 80 x 80 x 80 cm. Pada lubang ini dimasukkan pupuk kandang atau pupuk buatan yang telah dicampur dengan tanah galian bagian atasnya. Beberapa hari setelah pemasukkan pupuk dasar tersebut ke dalam lubang penanaman, bibit jeruk nipis sudah dapat ditanam. Jarak tanam jeruk ini sekitar 5 x 5 m sampai 6 x 6 m. Cara penanaman sama seperti penanaman jeruk besar dan jeruk manis, Pak HaBe gak mau nulis lagi caranya, sobat bisa langsung ke TeKaPe aja ya? haha.

D. Pemupukan
Tanaman jeruk termasuk jeruk nipis memerlukan pemupukan secara teratur dan kontinyu, apalagi pada tanah yang kurang subur. Pupuk yang diberikan pada tanaman jeruk nipis dapat berupa pupuk anorganik (pupuk buatan) dan pupuk organik (misalnya pupuk kandang). Pupuk kandang utamanya harus diberikan pada waktu penanaman, sedangkan pada tahap selanjutnya sering kali hanya diberikan pupuk buatan (misalnya Urea,TSP, dan KCL atau jenis lainnya).

Pupuk dasar yang terdiri atas pupuk kandang dan pupuk fosfat dimasukkan terlebih dahulu ke dalam lubang tanam bersama dengan tanah galian bagian atasnya. Digunakan untuk 1 lubang tanam bersama tanah galian pada bagian atas dicampur 6 sampai dengan 16 kg pupuk kandang dan kira-kira 1,5 kg TSP. Pemupukan lanjutan sebaiknya dilakukan setelah tanaman berumur 4 tahun.

E. Penyiangan dan Pengairan
Agar tanaman jeruk nipis tumbuh dengan baik, rumput atau tumbuh-tumbuhan pengganggu lainnya di sekitarnya harus disingkirkan. Alat-alat yang sobat gunakan untuk pembersihan dapat berupa cangkul dan koret ataupun golok.

Selain penyiangan, kebutuhan air bagi tanaman jeruk nipis harus diperhatikan juga. Tanaman jeruk nipis memerlukan air yang cukup, terutama pada saat tanaman jeruk sedang berbunga dan berbuah. Tanaman jeruk nipis tidak tahan terhadap genangan air yang terlalu lama. Pada musim kering perlu diberikan air melalui saluran air yang telah dibuat. Setelah tanah mulai lembap, air tersebut dikeluarkan dari tempat penanaman jeruk nipis. Bila tanaman jeruk nipis masih kecil, perlu dilakukan penyiraman.

F. Pemangkasan Batang Pohon
Pemangkasan batang pohon bertujuan untuk membentuk tajuk pohon yang simetris. Bentuk seperti ini akan lebih menguntungkan dalam memanfaatan sinar matahari. Pemangkasan juga merupakan upaya pengendalian hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman.

Sejak tanaman jeruk nipis masih kecil, sebaiknya dilakukan pemangkasan. Caranya adalah potong batang tanaman jeruk nipis ini setinggi 60 cm dari atas tanah. Beberapa tunas (3 - 4 tunas) yang tumbuh dari bekas potongan batang ini dipelihara dengan baik.

Pemangkasan selanjutnya dilakukan setelah tanaman berumur setahun. Cabang-cabang primer yang sudah cukup panjang dipangkas, sehingga tinggal sekitar 20 cm panjangnya. Dari tiap-tiap cabang itu dibiarkan 3 – 4 tunas yang akan menjadi cabang sekunder.

G. Pemanenan
Tanaman jeruk nipis biasanya telah berbuah pada umur 3 tahun, meskipun pada umur ini buahnya masih sedikit. Pada umur muda (4 - 5 tahun) setiap pohon jeruk nipis rata-rata menghasilkan 20 kg buah. Tanaman jeruk nipis dewasa (6 - 15 tahun) rata-rata menghasilkan 50 kg buah per pohon. Tanaman jeruk nipis yang telah tua rata-rata menghasilkan 30 kg buah per pohon.

Biasanya buah jeruk nipis sudah bisa dipetik sekitar 7 - 8 bulan setelah berbunga. Tanda buah telah tua dan dapat dipetik antara lain: kulit buah berubah warna dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan, buah jeruk tidak terlalu keras lagi dan bagian bawahnya sudah agak empuk.

Sobat bisa petik buah jeruk dengan menggunakan gunting pangkas atau pisau tajam. Tangkai buah dipotong dengan alat tersebut, sehingga ada bagian tangkai yang tersisa pada buah. Buah jeruk yang sudah dipetik ditaruh dalam keranjang atau tempat lain yang telah dialasi dengan jerami atau daun pisang kering.

Setelah pemanenan selesai, sebaiknya buah jeruk nipis dicuci dengan air. Setelah bersih dikeringkan dengan kain lap yang halus. Dipisahkan buah jeruk yang besar dengan buah jeruh yang kecil, dan yang terserang penyakit dibuang (Untuk mengetahui ciri-cirinya bisa baca postingan Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Budidaya Jeruk Nipis). Setelah itu dimasukkan ke dalam peti, kemudian langsung dijual atau disimpan untuk beberapa waktu.


Dan itulah sedikit pembahasan tentang Cara Budidaya Jeruk Nipis yang Pak HaBe bagi-bagiin buat sobat semua. Khusus untuk pembahasan tentang Pengendalian Hama dan Penyakit pada Jeruk Nipis akan Pak HaBe sendirikan pembahasannya, cekidot aja ya sobat :)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting