Kamis, 06 Februari 2014

Persiapan untuk Proses Pemijahan Ikan Koi

Sebelum proses pemijahan induk dilakukan, hal-hal pokok yang perlu diperhatikan agar dapat diperoleh hasil yang baik, adalah :
  1. kolam pemijahan dan kolam pemeliharaan harus terpisah;
  2. kolam harus mempunyai pintu ke luar dan pintu masuk air secara terpisah;
  3. pada pintu masuk air dibuat penyaring untuk mencegah hama masuk ke kolam;
  4. pada pintu ke luar air dibuat juga saringan, untuk mencegah telur tidak hanyut;
  5. seluruh dinding kolam diplester atau dilapisi vinil;
  6. kolam harus kena sinar matahari;
  7. luas kolam antara 3 - 6 m dengan kedalaman 0,5 m;
  8. jauh dari jangkauan anak-anak;
  9. suasana tenang / tidak berisik;
  10. di dalam kolam disediakan kabakan dari ijuk ukuran 40 cm x 1 m sebagai media penempel telur yang diletakan pada bilah-bilah bambu agar tidak mengapung;
  11. usahakan sirkulasi air terus mengalir, untuk mempercepat koi kawin.
Kolam penetasan dan pembesaran benih bisa disatukan dengan kolam pemijahan. Namun, kedua kolam itu sebaiknya dibuat terpisah. Kolam penetasan dapat berbentuk persegi panjang atau bulat dengan ukuran sekitar 3 m2. Begitu juga dengan kolam pembesaran benih, tetapi akan lebih baik jika ukuran kolam ini dibuat lebih besar. Satu hal lagi, untuk menyediakan stok pakan bagi ikan perlu dibuatkan kolam untuk pakan alami, ukurannya antara 6 - 10 m2 dengan ketebalan dinding kolam sekitar 30 cm.

Persiapan untuk Proses Pemijahan Ikan Koi


A. MENYELEKSI INDUK
Di kalangan penggemar koi ada pepatah, memelihara koi dimulai dengan Kohaku dan diakhiri dengan Kohaku pula.

Pertama kali memelihara koi, orang akan memilih Kohaku, kemudian selera bergeser ke koi satu warna dan tiga warna, seperti Ogon dan Taisho sanke. Setelah itu, selera akan kembali ke Kohaku dengan selera kualitas lebih tinggi. Pepatah ini secara tidak langsung menobatkan Kohaku sebagai prototipe koi.
Beberapa kriteria yang harus dipenuhi, baik untuk induk jantan maupun induk betina agar dapat menghasilkan telur yang banyak dan dapat melakukan pembuahan yang sempurna, antara lain :
  • induk jantan sudah memiliki banyak sperma (berumur lebih dua tahun);
  • induk betina sudah banyak memiliki telur yang matang (berumur lebih dari tiga tahun);
  • kedua induk dalam kondisi sehat, tidak cacat, kondisi sirip seimbang, tidak loyo;
  • perbandingan jumlah induk adalah satu ekor induk betina dengan dua atau tiga ekor induk jantan.

    Untuk mengetahui ciri koi induk yang berkualitas, perlu memerhatikan faktor berikut ini:
    1. Bentuk Tubuh
    • Ideal atau proporsional dengan perbandingan tinggi dan panjang 1 : 2 atau 1 : 3.
    • Garis punggungnya yang tidak melengkung (lurus).
    • Gerakan renang seimbang dan tenang yang dipengaruhi oleh posisi sirip yang simetris berpasangan.
    • Memiliki sirip dada dan perut yang berukuran sama besar.
    • Untuk bentuk kepala, mulut, mata dan insang proporsional dan serasi.
    • Hidung tidak terlalu ke luar atau tampak tertimbun daging.
    • Pangkal ekor hendaknya berukuran tebal, agar telur tersebar secara merata.

      2. Warna dan Pola Warna
      • Batas antar pola warna harus jelas dan kontras.
      • Tidak terjadi gradasi atau bayangan warna.

        3. Kesehatan
        • Gerakan gesit dan seimbang. Di samping itu, tidak menyendiri di dasar kolam atau muncul lama di permukaan. Koi yang sering menyendiri di dasar kolam merupakan indikasi bahwa koi tersebut sedang sakit.
        • Nafas teratur. Gerakan insang yang terlalu cepat menandakan koi sukar untuk bernafas.
        • Sirip tegak atau tidak terkulai.
        • Tidak cacat, sakit, atau buta.

          Secara umum memilih induk koi dapat digunakan kriteria sebagai berikut:
          • Anggota badannya utuh dan tidak terluka yang mudah dihinggapi parasit.
          • Tubuh simetris dan jika dilihat dari atas nampak garis punggung yang lurus dan saat meliuk, bagian atas dan bawah tubuh melengkung dengan wajar dan serempak.
          • Bentuk dan besar dari kepala sesuai dengan bagian tubuh yang lain.
          • Warnanya jelas, terang, cemerlang dan juga memikat, tidak ada gradasi (misalnya kemerahan atau kecoklatan), serta setiap warna terpisah secara nyata dan tidak boleh bercampur.
          • Tidak ada bintik-bintik. Tips buat sobat, sebaiknya untuk pemilihan koi dilakukan di bawah sinar matahari, bukan sinar lampu.
          • Tingkat kesuburannya tinggi. Biasanya dijumpai pada koi jantan yang berumur enam bulan dan betina telah berumur kurang lebih 1,5 tahun.
          • Telah siap kawin yang ditandai dengan keluarnya cairan  putih kental pada koi jantan ketika bagian kelaminnya dipijit dan di daerah kelamin koi betina tampak kemerahan.
          • Sebaiknya dipilih induk dari jenis koi impor. Biasanya, jika dipilih koi lokal warnanya cenderung bergradasi dan tidak cemerlang atau buram.

            B. MEMBEDAKAN KOI BETINA DENGAN KOI JANTAN
            Secara umum, tubuh koi betina lebih besar dibandingkan dengan tubuh koi jantan. Jika dilihat dari atas, bagian perut induk betina tampak membuncit ke samping. Sementara itu, perut induk jantan tampak lebih langsing. Pada induk jantan, di bagian sirip dadanya tampak bintik-bintik putih mirip garam. Bintik ini menandakan bahwa induk jantan sudah matang kelamin.

            Rabu, 05 Februari 2014

            Jenis dan Fungsi Kolam Ikan Koi

            Jenis kolam dibedakan berdasarkan bentuk dari kolam, dan terbagi menjadi 4 macam, yaitu :
            • persegi panjang;
            • bujur sangkar;
            • lingkaran;
            • segitiga.
            1. Bentuk Persegi Panjang
            Kolam berbentuk persegi panjang, umumnya sering kita temukan di masyarakat sebagai kolam pemeliharaan ikan tradisional. Kelebihannya terletak dalam hal sirkulasi air dan penyediaan makanan alami untuk ikan, hal ini di karenakan kolam berbentuk persegi panjang mempunyai pinggiran / sisi yang lebih banyak dibandingkan kolam berbentuk bujur sangkar. Makanan alami ikan (monia, daphnia) lebih banyak tumbuh di pinggiran kolam yang dangkal atau dalam bahasa Jawanya 'Cetek', dibandingkan dengan di tengah kolam yang relatif lebih dalam.

            2. Bentuk Bujur Sangkar
            Seperti telah dituliskan di atas, kolam berbentuk bujur sangkar ini mempunyai kelemahan dalam hal sirkulasi air dan penyediaan bahan makanan alami ikan. Kolam berbentuk bujur sangkar dapat dipilih sebagai alternatif terakhir karena adanya kelebihan tanah.

            3. Bentuk Lingkaran / Bulat
            Lima tahun yang lalu, kolam berbentuk bulat tidak lazim dibuat orang. Namun dengan adanya perkembangan budidaya ikan, di Jawa Barat telah dikembangkan kolam air deras yang berbentuk bulat. Kolam ini mempunyai pembuangan air poros di tengahnya. Kolam berbentuk bulat ini dapat ditemukan di Balai Benih Ikan di Leuwisari, Tasikmalaya. Kolam seperti ini kapasitasnya biasanya lebih banyak dan dengan sirkulasi air serta pembuangan kotorannya lebih terjamin. Model kolam semacam ini keseluruhannya terbentuk dari pasangan batu kali.

            4. Bentuk Segitiga
            Sama halnya dengan bentuk kolam yang bulat, kolam berbentuk segitiga biasanya juga terbuat dari pasangan batu kali.

            Jenis dan Fungsi Kolam Ikan Koi


            FUNGSI KOLAM
            Kegiatan budidaya perikanan yang sebenarnya, tidak terdiri dari kegiatan pembesaran ikan saja. Tetapi lebih dari pada itu, kegiatan budidaya ikan juga mencakup kegiatan pembenihan yaitu kegiatan menghasilkan atau memproduksi benih sampai dengan ukuran tertentu. Oleh karena itu, selain kolam pembesaran, juga dikenal adanya kolam pembenihan ikan, yang terdiri dari berbagai macam kolam sesuai dengan fungsinya.
            Dan inilah pembagian kolam-kolam menurut fungsinya dibedakan sebagai berikut:
            • Kolam Pemeliharaan Induk
            Kolam pemeliharaan induk berfungsi sebagai tempat penyimpanan induk-induk ikan yang akan dikawinkan/dipijahkan, dan tempat pemeliharaan induk-induk ikan yang telah selesai dipijahkan. Kolam pemeliharaan untuk induk ada dua buah: satu untuk induk jantan dan lainnya untuk induk betina.

            Sistem pemasukan air yang ideal adalah kolam induk jantan dan betina bisa mendapatkan air dari pintu air masing-masing. Kalau terpaksa sekali, sistem pemasukan airnya boleh seri. Tetapi harus diingat, kolam induk betina harus berada di sebelah atas, supaya induk-induk betina tidak terangsang oleh bau sperma jantan yang keluar tidak sengaja.

            • Kolam Pemijahan / Perkawinan
            Kolam pemijahan berfungsi untuk mempertemukan induk jantan dan betina yang telah matang telur, dengan terlebih dulu melakukan manipulasi lingkungan agar pemijahan berhasil dengan baik.

              • Kolam Penetasan Telur
              Kolam penetasan telur ini tidak terlalu mutlak dalam satu unit perkolaman. Penetasan telur biasanya dilakukan di kolam pemijahan.

                • Kolam Pendederan
                Fungsi kolam pendederan adalah untuk mendederkan atau membesarkan larva ikan menjadi bibit ikan yang siap untuk dibesarkan. Kolam pendederan biasanya lebih dari satu kolam, ada kolam pendederan pertama, pendederan kedua, dan lain sebagainya.

                  • Kolam Pembesaran
                  Kolam pembesaran ikan tradisional biasanya berukuran sama atau lebih besar dibandingkan kolam pendederan.

                    • Kolam Penumbuhan Makanan Alami
                    Kolam ini tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan kolam yang telah disebutkan di awal. Kolam ini biasanya dibuat dengan sengaja untuk persediaan makanan bagi benih yang masih lemah, atau benih-benih ikan yang dirawat secara intensif.

                      • Kolam Pengendapan
                      Kolam pengendapan dimaksudkan untuk mengendapkan lumpur yang terikut air. Bila tidak ada kolam ini, lumpur dapat mengakibatkan pendangkalan kolam. Selain kolam pengendapan, biasanya air sebagai hasil penyaringan dari bak filter ini dipakai untuk pemijahan ikan dan penetasan telur. Sedangkan untuk kolam-kolam pendederan dan juga kolam pembesaran, airnya bisa dari bak pengendapan.

                        • Kolam Penampungan Hasil
                        Kolam ini berfungsi untuk menampung hasil benih maupun ikan yang telah dipanen dari kolam. Biasanya kolam ini tidak begitu luas. Kadang-kadang kolam ini berfungsi untuk pemberokan ikan-ikan yang akan diangkut

                          Cara Mengangkut Ikan Koi untuk Dipasarkan

                          Ada dua cara teknik pengangkutan yang selama ini digunaka oleh para pedagang, antara lain :
                          • sistem terbuka
                          • sistem tertutup
                          A. SISTEM TERBUKA
                          Cara ini dilakukan apabila jarak yang akan ditempuh tidak begitu jauh. Para pedagang menggunakan kreneng, yaitu keranjang bambu yang dilapisi aspal. Air dapat berhubungan langsung dengan udara bebas, hal ini membuat suplai untuk oksigen bisa lewat difusi dengan udara.

                          B. SISTEM TERTUTUP
                          Cara ini digunakan apabila jarak yang ditempuh cukup jauh. Untuk itu dibutuhkan wadah kedap udara. berupa kantung plastik, pengikatnya menggunakan karet gelang dan Oksigen yang diperlukan disuplai dengan oksigen murni.

                          Pengangkutan tertutup sangat praktis. Kantung plastik ukuran besar bisa mengangkut lebih banyak dibanding kreneng. Kendaraan dapat mengangkut kantung dalam jumlah banyak pula tanpa kuatir airnya bakal tumpah. Resiko bocor dapat diatasi dengan memberi tambahan kantung plastik dan mengemasnya dalam kardus berlapis Styrofoam. Fungsinya untuk meredam guncangan dan aman dari berbagai benturan ketika diangkut lewat jalan darat, laut atau udara. Kantung plastik yang digunakan untuk mengangkut ikan koi sama dengan kantung plastik untuk mengangkut ikan hias jenis lain.

                          Cara Mengangkut Ikan Koi untuk Dipasarkan


                          1. Suhu Air
                          Pertama kali yang harus diperhatikan adalah suhu air selama proses pengangkutan. Hal ini penting dikarena akan mempengaruhi aktivitas ikan selama diangkut. Suhu yang cukup tinggi akan membuat ikan bernapas lebih cepat, sehingga kebutuhan oksigen pun meningkat. Selain itu ikan lekas lelah karena tenaga terkuras akibat aktivitasnya. Proses pengeluaran kotoran menjadi cepat dilakukan sehingga kualitas air menurun drastis. Selama pengangkutan tidak dilakukan penggantian air, penurunan kualitas air dapat mengancam keselamatan ikan.

                          Suhu air ideal untuk ikan selama pengangkutan adalah sekitar 25° - 30° C. Suhu yang lebih tinggi akan menyebabkan ketahanan ikan menurun. Pengangkutan ikan pada suhu lebih tinggi hanya diperbolehkan untuk jarak dekat.

                          2. Oksigen
                          Dengan wadah terbatas tapi berkapasitas tinggi, perlu ditambahkan oksigen murni. Manfaatnya untuk menjamin kelangsungan proses metabolisme dan pernapasan ikan selama pengangkutan.

                          Penambahan oksigen murni didasarkan pertimbangan, karena kandungan oksigen di udara bebas hanya sekitar 20%. Apabila kantung hanya digelembungkan saja, oksigen yang di dalam kantung belum mencukupi.

                          3. Kepadatan Angkut
                          Kepadatan ikan yang akan diangkut dibatasi agar koi selamat sampai tujuan. Kepadatan itu menyangkut jumlah dan besarnya koi yang akan diangkut. Jika ukuran koi kecil, besarnya kepadatan lebih tinggi dibandingkan yang besar, misalnya induk koi. Pengangkutan dengan jumlah kepadatan tinggi cepat melemahkan daya tahan tubuh ikan, selanjutnya dapat mempercepat kematian.

                          Jarak memengaruhi kepadatan dan jumlah oksigen yang harus disediakan. Untuk pengangkutan, jarak jauh paling aman dengan kepadatan rendah dan ditunjang penyediaan oksigen yang cukup. Kalau jarak tempuh dekat, harus memperhatikan segi keselamatan ikan. Pengangkutan yang makan waktu lebih dari 10 jam perlu penanganan khusus.

                          4. Teknik Pengangkutan
                          Agar ikan sampai ke tempat tujuan dengan kondisi tetap baik dan aman selama dalam perjalanan, ada 3 hal penting yang harus diperhatikan, yaitu :
                          • persiapan pengangkutan;
                          • jumlah dan ukuran ikan;
                          • cara pengepakan.
                          a. Persiapan Pengangkutan
                          Untuk mengurangi pengeluaran kotoran selama pengangkutan, koi hendaknya dipuasakan (diberok) terlebih dahulu. Setelah pemberokan yang berlangsung selama 1-2 hari, masukan satu per satu koi ke dalam kantung plastik yang sudah dipersiapkan. Sebelumnya, isikan air ke dalam kantung dengan volume seperlima bagian dari kapasitas kantung plastik. Jika digunakan untuk menampung koi berukuran 95 cm, isikan air hingga setengah badan koi atau kira-kira setinggi batas mata ikan.

                          Setelah ikan masuk ke dalam kantung plastik, ikat setiap ujung kantung plastik dengan karet gelang supaya kepala koi tidak masuk ke dalamnya sehingga resiko pecahnya kantung plastik bisa dihindari.

                          Air yang digunakan adalah air bersih yang berasal dari tanah atau PAM yang telah diendapkan selama 3 - 7 hari agar terbentuk oksigen terlarut. Air bukan berasal dari kolam yang dipakai untuk memelihara ikan, perlu diingat kualitasnya tidak sebagus air yang belum dipakai untuk memelihara ikan.

                          Pelaksanaan pemilihan, penghitungan, ataupun pengepakan dilakukan pagi atau sore hari, saat suhu udara dan suhu air sudah rendah. Pengepakan yang dilakukan sore hari sesuai untuk pengangkutan yang jaraknya memakan waktu lebih 12 jam. Untuk pengepakan di pagi hari paling efektif dilakukan jika waktu pengangkutan kurang dari 12 jam, karena ikan tiba di tempat tujuan masih jam kerja.

                          b. Jumlah dan ukuran Ikan
                          Untuk menjamin keselamatan ikan, harus diperhatikan hubungan antara jumlah dan ukuran ikan yang akan diangkut. Untuk ukuran besar biasanya berisi ikan dengan berat 3-4 Kg.

                          c. Cara Pengepakan
                          Dalam hal pengepakannya, persiapkan kantung plastik berdiameter (lebar) 50 cm sepanjang 160 cm. Plastik diikat pada bagian tengahnya dengan cara membelitkan bagian ujung yang satu dengan lainnya. Kemudian kedua mulut plastik dipertemukan. Plastik tersebut menjadi rangkap, karena bagian dalam dan luar sama panjangnya.

                          Kantung plastik diisi air dengan air bersih 15 liter atau setinggi 12 - 13 cm. Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, plastik dicek dulu apakah bocor atau tidak. Caranya adalah dengan menggelembungkan plastik dan memegang ujungnya. Air di dalam plastik di goyang-goyangkan.

                          Setelah yakin plasti tidak bocor, koi yang sudah diberok dimasukan ke dalam kantung plastik yang telah berisi air. Penangkapan koi dilakukan dengan serokan halus untuk mencegah stres pada ikan dan luka. Jumlah ikan yang dimasukan sesuai dengan keterangan yang sudah di jelaskan di atas.

                          Setelah koi masuk, udara yang ada di dalam plastik dikeluarkan dengan jalan mengurut plastik dari ujung hingga permukaan air, yang tinggal hanya air dan ikan.

                          Selang oksigen dimasukan ke dalam plastik dan dipegang pada leher kantung plastik. Dengan hati-hati keran dibuka, oksigen murni akan memenuhi kantung plastik. Sebelum plastik berisi penuh oksigen, keran dimatikan. Kantung plastik diikat ujungnya dengan karet gelang.

                          Untuk menjaga kantung plastik jangan bocor, sisa plastik dipelintir lebih dulu. Lalu karet diikat berlawanan, dan akhiri dengan ikatan pada lipatan plastik. Untuk memperbesar ruang gerak koi, penempatan kantung yang sudah dikemas sebaiknya mendatar.

                          Jika jumlah kantung tidak banyak, untuk lebih aman, kantung plastik dimasukan dalam kardus bekas saja. Namun dalam jumlah banyak, kantung plastik bisa dijejer dengan alas karung goni basah. Karung ini berfungsi untuk menghindari masuknya benda-benda yang bisa merusak kantung plastik.

                          Apabila ikan diangkut dengan mobil ber-AC akan lebih bagus jika kantung ditempatkan di dalam mobil, jangan diletakan di bagasi yang biasanya panas.

                          Setelah ikan sampai di tempat tujuan, ikan perlu segera mendapat penanganan. Karena suhu air di dalam kantung dan kolam berbeda, yang harus dilakukan pertama kali adalah membiarkan kantung plastik untuk sekitar setengah jam terapung di kolam. Maksudnya adalah untuk menyesuaikan suhu antara air dalam kantung dan kolam. Panas dari kedua media itu akan saling rnempengaruhi. Setelah suhunya sama, ikan bisa dilepas. Melepasnya adalah dengan cara, karet dicopot dan mulut kantung ditenggelamkan. Air dari kolam akan masuk ke dalam kantung dan ikan-ikan pun bisa keluar dengan leluasa

                          Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

                           
                          Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting